chapter 24

48 25 0
                                    

A little boy who fight for his sister


*this chapter is full of flashback, author point of view.

Seorang bocah laki-laki dengan seragam sekolah lengkap tengah melintas jalanan luas untuk menyebrang ke sekolahnya. Banyak murid sekolah dasar lain yang menggunakan seragam serupa dengannya. Di dadanya terdapat bordir persegi panjang putih dengan tulisan 'Sammy', dengan benang warna biru gelap.

Sam mengedarkan pandangannya ke seluruh gedung sekolah, cukup luas dan terik matahari dapat masuk ke ruangan-ruangan kelas.

Semenit kemudian datang seorang bocah laki-laki yang melompat dan mengagetkan Sam. "Brian! Bikin kaget aja kamu!"

"Hehehe!" kekeh Brian, bocah itu mengikuti arah pandangan Sam. Pandangan Sam mengarah kepada seorang perempuan dengan rambut terurai lurus sedada. "Hei, kamu hebat sekali sudah dapat incaran perempuan."

"Maksudnya?"

"Kayak Owen, meskipun kita masih kelas lima SD, kan dia sudah punya pacar lho!" Brian memperjelas.

Sam meng-oh ria, lantas ia melanjutkan, "Cewek itu, kakakku."

Brian terkejut dan menutup mulutmu, "Wah! Dia cantik sekali, dia itu kakak kelas kan? Kelas enam!"

Sam tersenyum bangga seakan dia yang mendapat pujian, ia lantas mengangguk setuju atas pujian dan pertanyaan Brian. "Jangan kasih tau siapa-siapa ya, dia kakakku."

"Beres! Tapi kenapa tidak ke sekolah sama-sama?" Tanya Brian.

Sam tercenung sesaat. Ia melirik orang lain yang diantar ke sekolah dengan mama atau papanya, dan kebanyakan dari mereka diantar oleh kakaknya. Sampai ke kelas atau sampai di depan gerbang. Mereka semua terlihat sangat dekat dan sangat menyayangi satu sama lain. Sam dapat menebaknya ketika mereka mengucapkan perpisahan satu sama lain.

"Dia hanya sedang tidak mau." Dusta Sam, seraya tersenyum.

"Ahhh~ sayang sekali! Padahal cuman beda satu tahun, kakakku dan aku beda lima tahun! Aku tidak pernah satu gedung dengan kakakku tau?" Cerocos Brian membuat Sam menjawabnya dengan senyuman.

"Kau mau perpisahan dengan kakakmu dulu ya Sam?"

Sam menggeleng, "Kakakku sepertinya sudah masuk ke kelasnya dari tadi."

"Ahh benarkah?! Sayang sekali, tidak sempat berpamitan satu sama lain."

Sam menyembunyikan kekecewaannya dibalik senyumannya, setelah Brian berlalu meninggalkannya ia baru melonggarkan tarikan di sudut bibirnya. Tatapannya kesal dan sedih, bibirnya mengerucut namun apa yang bisa ia lakukan lagi?

Semenjak hari itu, Sam ingin berusaha semaksimal mungkin untuk mendekati kakaknya. Meski kakaknya sering kali membuangnya, bukan alasan untuknya untuk terus mendekati kakaknya itu. Ditelannya tekad bulat itu dan berlalu ke kelasnya.

Tale of The Ethereal [ END ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang