chapter 23

46 27 0
                                    

The devil inside her mind

The devil inside her mind

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Sia pov

Aku mengeratkan dua tanganku bersamaan. Sudah berkali-kali kuatur napasku agar tidak begitu menderu, namun beberapa kali aku gagal. Aron ada benarnya, untuk apa aku semarah ini? Aku hanya perlu mendengarkan penjelasannya sebentar, percaya atau tidak itu urusan nanti kan?

Ku akhirnya membuka kenop pintu. Raka dan Sara terkejut ketika aku membuka pintu. Val duduk di lantai dan kegaduhan terjadi dari kamar mandi, mereka benar-benar mengunci adikku disana?

Val mendapati tatapanku ketika aku keluar dari ruanganku, yang adalah ruangannya. Tapi aku menghiraukannya, tujuan utamaku adalah Sam. Namun saat aku hendak beranjak kenop kamar mandi hancur begitu saja.

"Mampus!" Raka panik duluan.

Sam membuka pintu kamar mandi dengan perlahan, menampakan dirinya yang sudah basah kuyup dengan beberapa luka lecet di tubuhnya. Darah yang tidak seberapa bercampur dengan air, semakin menjadi-jadi. Ia menapakan kakinya di lantai, memuat keramik putih jadi memerah akibat darah yang menetes.

Dengan agak sempoyongan, Sam menghampiriku. Tubuhnya yang basah kembali memelukku, isakan tangis mulai terdengar. "Maafkan aku Sia... Aku tidak melindungimu dengan benar... Maafkan aku..."

"Kenapa kamu minta maaf Sam?" Ujarku lembut seraya membelai rambut adikku penuh sayang.

"Kemarin aku menemuinya, hari jumat malam. Mereka bilang mereka ada urusan, tapi aku tidak bisa melawan lebih dari memberikan mereka ejekan menjengkelkan. Aku kira Val akan menjagamu, karena aku sempat... merasakan gemetar saat di rumah sakit itu..."

Sam melanjutkan kalimatnya meski masih terisak tangis, "Aku mana tahu Val akan membawamu padanya. Tadi pagi aku tidak mengikutimu karena Val sedang bersamamu. Katanya kak Sia senang kalau lagi bersama Val, jadi aku pikir kalian hanya akan bersenang-senang. Maaf kak!"

"Sam, sudah! Kamu sesak napas—"

"Dan aku dikunci dikamar mandi karena aku sangat kesal sama Val, padahal itu bukan kesalahannya. Aku yang salah, dan aku tidak bisa ketemu kak Sia karena aku dikunci. Jadi aku," Sam melirik kamar mandi yang sudah tidak bergagang itu, "jadi aku menghancurkannya..."

"Istirahatlah. Badanmu basah semua, udara lagi dingin." Aku mengiring Sam untuk naik ke kamar dan mengambil handuk juga P3K.

Aku melirik Val yang sedang menungguku untuk mengatakan sesuatu, atau bisa juga dia sedang memikirkan suatu kalimat untuk dia katakan. Tapi setelah aku sudah melihat sosok Aron dibelakangnya, aku membuang tatapanku dan kembali fokus pada Sam.

"Ayo! Obati lukamu!" Titah Aron yang masih terdengar di telingaku.

"Lepaskan aku!"

"Jangan bantah sialan!"

Tale of The Ethereal [ END ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang