loved by somebody is just like drugs
"Kondisi mentalnya memang sudah jauh mendingan, tapi ternyata kondisi tubuhnya selalu melemah tiap waktu. Diduga karena selama ini, dorongan dari mental ibu yang rusak terus mendorong tubuh ibu untuk berbuat suatu hal diluar kemampuan." Dokter membolak-balik lembaran kertas dihadapannya.
"Kami ragu mengirimnya ke rumah sskit biasa, karena kondisi mentalnya bisa kumat tiba-tiba. Tapi peralatan medis disini juga lengkap, kami hanya perlu dokter kesehatan yang lebih berpengalaman dari kantor pusat."
Sam mengangguk dengan cepat. Kami duduk di ruangan dokter kali ini, mendengar penjelasan dokter mengenai kondisi mama belakangan hari ini. Sam tidak berkunjung begitu sering karena tempo hari mama terus istirahat dan lebih suka diruang rehabilitas, itu sih kata Sam.
Dokter masih melanjutkan, "Hanya tinggal tersisa penyesalan dan beberapa emosi kekhawatiran di dalam diri ibu." Yang dimaksud ibu adalah mama.
Pria di hadapanku kini menatapku, karena itu aku membuang tatapanku dengan menunduk. "Nona Sia ya?" Katanya.
"I—iya. Ada apa?"
"Kamu adalah penyesalan terbesarnya. Semua orang tahu, kamu tidak akan bisa memaafkan ibumu semudah itu, tapi dokter pikir itu yang dibutuhkan ibu."
Tatapanku berubah nanar. Aku tahu, aku tahu betul bahkan aku akan mengingat tiap perbuatan mama padaku sampai aku mati. Entahlah apa ada peristiwa lain yang membuatku dapat melupakan hal itu dengan mudah.
Yang pasti, ini tidak mudah untukku. "Itu bukan kesalahannya. Mama hanya sakit, dan mama tidak memintanya."
Dokter tersenyum mendengar kalimat itu, "Aku menyukai kata-kata itu, kamu anak yang sangat pintar."
"Tidak. Teman baikku, mengatakannya padaku, tiap kali aku meledak-ledak."
Dokter mengangguk-angguk mengerti, "Ya, anak itu bisa jadi penerusku, haha."
Aku keluar dari ruangan dokter sendirian, Sam bilang ada yang harus dibahas dengan dokter. Aku bisa menerka dia ingin menanyakan beberapa pertanyaan mengenai diriku, baru saja kemarin dia memelukku sampai aku bisa merasakan detak jantungnya. Sekarang Sam begitu jauh, aku mungkin sedang kelelahan untuk mengejarnya.
Aku bahkan gagal mengejar jati diriku sendiri. Bisa mengejar siapa aku?
Tatapanku yang lesu seketika tersentak ketika Val menunjukan wajahnya di hadapanku, "Apa semuanya baik-baik saja?"
Aku meresponnya dengan anggukan. "Bisakah aku pulang ke rumahmu?"
"Bisa. Raka dan yang lainnya sudah menunggu kita untuk makan siang ..." kata-katanya menggantung ketika jam dinding rumah sakit sudah menunjukan pukul 3 sore. "sudah sore ternyata."
"Mau makan di restoran?"
Val mengangguk setuju, "Adikmu?"
Aku meraih benda elektronik persegi panjang dari tas selempangku, aku mengetik sesuatu dan beberapa menit kupakai untuk menunggu balasan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Tale of The Ethereal [ END ]
FantasyKisah seorang gadis yang berurusan dengan lelaki dari dimensi lain, tentang seorang gadis remaja duniawi yang mencari kebahagiaannya yang hilang. Kisah laki-laki dari dimensi lain yang tidak memiliki emosi dan masa lalu yang kelam. Kisah seorang lak...