The new student but old memories
Sia pov
Hari ini adalah hari sekolah biasanya namun, tidak bagiku dan beberapa orang. Hari ini aku akan bertemu dengan orang kedua yang kucintai setelah keluargaku, orang yang membawa padaku kebahagiaan disaat aku masih awam mengenai kebahagiaan. Seven akan datang ke sekolah hari ini, dia akan ada di sekolah untuk beberapa sebelum akhirnya menyelesaikan keperluannya.
Sam jadi lebih protektif padaku, dan aku belum berdamai seutuhnya dengan Val. Val masih menungguku mau berbicara dengannya tanpa malas-malasan. Dia sendiri tahu hari itu sulit akan datang.
Aku mengeratkan pegangan pada tali tas ranselku yang bertengger di belakang punggungku. Ayo selesaikan ini, jangan lebay dan yakinlah semuanya akan baik-baik saja. Semuanya akan cepat selesai, dan aku akan kembali menikmati keindahan duniawi yang belum kujamah seutuhnya.
Aku mendaratkan bokongku di atas kursi dan menaruh tas ranselku asal. Sebentar pelajaran akan dimulai, dan aku meraih dadaku yang tidak bisa diam. Val memandangku dari kejauhan, dia tahu aku khawatir, namun ia juga segan mengajakku bicara. Val semerasa bersalah itu hingga takut mengajakku bicara.
"Anak-anak, selamat pagi." Sapa seorang pria yang disebut guru, melenggang masuk ke dalam kelas dengan dua murid asing dibelakangnya.
Sontak aku menatapnya was-was, wah—dia benar-benar Seven dengan seragam SMA sekolahku. Ini adalah kemauanku sejak dulu, aku ingin bisa makan siang dengannya di kantin, atau duduk di bangku yang bersebalahan atau depan-belakang.
Basa-basi seputar pelajaran bahkan mengerjakan PR bersama-sama, aku yakin hariku akan lebih baik dari dulu. Namun lagi-lagi kuingat peristiwa dimana Seven membuangku dari dimensinya, dia tidak ingin berada didekatku.
"Halo, saya Seven dan ini adalah teman dekat saya Red. Panggillah kamu dengan nama itu, salam kenal semuanya!" Ucap Seven membuyarkan lamunanku.
"Sia, apa baik-baik saja?" bisik Val membuatku sedikit menoleh kaget.
"Hm, baik-baik saja."
"Seven, Red, silahkan duduk di bangku yang kosong."
Meja-kursi perorangan disebelahku kini kosong, dan aku bisa menebak Seven akan mendudukinya. Tidak ada yang mau duduk di depan, aku duduk dibarisan depan pojok dekat jendela, tempat ini membuatku nyaman. Namun anak kelasanku enggan duduk di depan, mudah ketahuan tidur.
Raka dengan gesit mendaratkan bokongnya di bangku sebrangku.
"Uppss! Ada orang nih, silahkan duduk di tempat lainn." Titah Raka pura-pura tidak sengaja, mengundang tawa beberapa siswa.
"Jangan kerjain dia, dia murid baru, Raka! Dasar ketua kelas tidak berakhlak." Cibir Leo yang tentu saja hanya pura-pura, setelah mengatakan itu ia tertawa.
KAMU SEDANG MEMBACA
Tale of The Ethereal [ END ]
FantasyKisah seorang gadis yang berurusan dengan lelaki dari dimensi lain, tentang seorang gadis remaja duniawi yang mencari kebahagiaannya yang hilang. Kisah laki-laki dari dimensi lain yang tidak memiliki emosi dan masa lalu yang kelam. Kisah seorang lak...