Kring... Kring... Kring...
Bel istirahat telah berbunyi. Tiga orang gadis berseragam putih abu-abu itu sedang merapikan alat-alat tulisnya yang berserakan di mejanya. Kemudian mereka berjalan menuju kantin untuk mengisi perutnya. Lain dengan satu gadis bercadar, ia lebih memilih menuju mushola sekolah untuk sholat dhuha. Kebetulan hari ini hari Senin, sudah menjadi kebiasaan dirinya berpuasa sunnah.
Aresha Ufaira. Gadis berusia tujuh belas tahun itu sedang berjalan menuju mushola sekolah. Ia bercadar sejak berusia empat belas tahun. Sudah tiga tahun ia menjalani semuanya, mulai dari pujian bahkan cibiran. Seperti namanya yang mempunyai arti perempuan yang kuat dan pemberani. Ia berusaha sabar dengan berbagai hinaan yang diberikan kepadanya. Bahkan, ia menjadikan cibiran dan hinaan-hinaan itu sebagai motivasi bagi dirinya sendiri. Sejak dini, ia sudah dididik untuk menjadi perempuan yang bisa menjaga diri. Oleh karena itu, ia bertekad untuk bercadar semata-mata karena Allah.
🌻🌻🌻
Zidan Fatih Arrizqi. Lelaki berusia delapan belas tahun itu banyak disegani oleh kaum hawa. Bisa dibilang, Zidan itu good looking. Selain karena ketampanannya, ia juga terkenal karena akhlaknya yang baik. Rajin beribadah dan selalu menghormati kepada orang yang lebih tua dari dirinya. Seperti saat ini, ia sedang menuju mushola sekolah untuk melaksanakan shalat dhuha.
Zidan berjalan didepan seorang perempuan yang nampaknya sedikit Zidan kenali. Namun Zidan tak ambil pusing dan segera mengambil air wudhu. Setelah mengambil air wudhu, di arah pintu yang berbeda, Zidan melihat perempuan itu kembali. Sempat keduanya saling menatap mata, namun salah satu diantaranya mengalihkan pandangannya.
Aresha yang hendak membuka cadarnya, sempat akan terlihat oleh Zidan. Namun dengan cepat Zidan mengalihkan pandangan dan beristighfar kemudian segera melaksanakan shalat nya.
Setelah sholat, Zidan beranjak dari duduknya kemudian pergi ke kelasnya. Sepertinya, ia meninggalkan sesuatu.
🌻🌻🌻
Setelah Aresha selesai sholat, ia melipat mukenanya. Aresha yang akan keluar dari pintu Masjid, ia urungkan. Ia merasa melihat sesuatu yang tertinggal di karpet hijau itu. Ternyata yang ia temukan itu adalah sebuah handphone. Kemudian ia mengambil benda itu, sepertinya ia mengenali siapa pemiliknya. Aresha bergegas keluar dan mencari si pemilik handphone itu.
Saat di loby, samar-samar ia melihat punggung seseorang yang ia cari. Lalu ia memanggilnya.
"Hei, kamu tunggu!" ucap Aresha. Zidan yang merasa panggilan itu untuknya, berbalik badan.
"Ini punyamu." ucap Aresha sambil memberikan handphone milik Zidan.
"Oh iya. Terima kasih." Aresha mengangguk. Saat kakinya melangkah, ia berhenti karena Zidan mengatakan sesuatu pada Aresha.
"Siapa namamu?" tanya Zidan. Dengan singkat Aresha menjawab kemudian melangkahkan kembali kakinya menuju kelasnya.
"Aresha." Bibir tipis itu tersenyum. Lantas melanjutkan langkahnya.
Aresha. Nama yang akan selalu ku sebut di sepertiga malam ku.
🌻🌻🌻
Haii, Hai, Hai... Assalamualaikum..
Pendek yak? Ini baru awal doang. Hihi. Semoga suka yak sama cerita ku ini soalnya ini cerita pertama yang aku publish di Wattpad.Kalau ada typo, silahkan boleh meng-kritsar tapi dengan catatan, mengingatkan secara baik-baik yaakk.
Ambil yang baiknya, buang yang buruknya! Aku tau kalian pembaca yang cerdas:)
Jangan lupa vote dan komen nyaaa..
Jadikan Al-Qur'an sebagai bacaan utama!
Alifaas
20 November 2020
KAMU SEDANG MEMBACA
Zidan & Aresha (End)
SpiritualReligi - Romance 🌻🌻🌻 Ya Allah, jika aku jatuh cinta, cintakanlah aku pada seseorang yang melabuhkan cintanya pada-Mu, agar bertambah kekuatanku untuk mencintai-Mu. Ya Muhaimin, jika aku jatuh hati, izinkanlah aku menyentuh hati seseorang yang ha...