24. Ungkapan Cinta

3.2K 303 17
                                    

Setelah kejadian kemarin, Zidan meminta Afnan untuk bertemu dengannya setelah pulang sekolah. Ternyata Afnan adalah siswa yang baru masuk empat bulan yang lalu. Pantas saja Aisyah maupun Zidan tak pernah melihatnya.

"Duh, Bang gimana kalau dia ngikutin Ai lagi?" Mereka sudah sampai di Sekolah tapi Aisyah masih enggan untuk keluar dari mobil.

"Gak papa tenang aja. Abang udah wanti-wanti dia, kok. Lagian ada Resha juga."

"Iya, Syah. Udah ayo keluar." Aisyah mengangguk ragu.

"Ya udah, deh." Mereka pun turun dari mobil.

"Abang duluan." Kata Aresha.

"Iyah." Lalu Zidan berjalan di depan Aresha dan Aisyah. Lalu mereka pergi ke kelas masing-masing.

Pukul setengah delapan, Ujian belum juga di mulai. Karena ada salah satu guru yang membeberkan soal pada muridnya. Jadi harus mengganti beberapa soal dengan soal yang lain.

"Hei! Ngelamun mulu." Zidan datang mengejutkan Aresha dan Aisyah yang tengah duduk di kursi depan kelas.

"Ai jadi takut, deh, Bang. Gara-gara si Afnan itu."

"Udahlah. Nanti kan Abang ketemu dia."

"Emang awalnya gimana sih?" Tanya Aresha.

"Waktu dua hari yang lalu, kan aku ketemu dia waktu aku ke mini market sama Maryam. Waktu aku mau ke kasir, kan muter tuh, nah papasan sama dia. Dan waktu pulangnya, ternyata rumah dia itu di depan rumah kita. Rumah Ummi sama Abi. Kayaknya baru pindahan, deh. Pokoknya dia tuh keliatan banget merhatiin akunya."

"Hm... Kayak yang kenal." Gumam Aresha.

"Kamu kenal, Sha?" Tanya Zidan.

"Belum tau pasti sih. Tapi kayak yang pernah liat aja gitu."

"Eh, Resha itu tangan kamu kena tangan Zidan." Tegur seorang siswi yang baru keluar dari kelasnya.

Sontak Aresha melepas tangannya dari genggaman Zidan.

"Kamu ngagetin aja."

"Ya kan kalian bukan mahram."

"Mahram, kok." Aisyah dan Aresha melongo mendengar ucapan Zidan.

"Bang!" Ucap mereka bersamaan.

"Udah. Kamu jangan ember ke orang lain." Kata Zidan pada Nida - Teman sekelas Aresha. Nida sempat berpikir sebentar.

"Kalian..." Zidan mengangguk.

"Ya Allah... Barakallah, ya. Gak nyangka banget."

Aresha menepuk keningnya. Kenapa malah dikasih tau... Pertama Rizal, kedua Nida. Nanti siapa lagi? Bisa-bisa ke bongkar satu sekolah. Eh tapi, Gak papa juga, sih. Ya udahlah terserah Abang. Aresha menggerutu dalam hati.

"Jangan beber ya, Nid."

"Oke siap."

Kring... Kring... Kring...

Bel masuk berbunyi. Tandanya Ujian akan dimulai. Lalu mereka masuk ke kelasnya masing-masing.

"Ai jangan dipikirin terus. Fokus sama Ujian, nanti gak lulus, lagi." Pesan Zidan.

"Iya, Bang."

Mereka masuk dan memulai Ujiannya.

🌻🌻🌻

Pukul sebelas siang, Aresha dan Aisyah menunggu Zidan di mobil. Sesuai janjinya, Zidan sedang berbincang dengan Afnan di Kantin Sekolah.

"Afnan?"

Zidan & Aresha (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang