27. "Anu..."

4.8K 326 14
                                    

Hari kelulusan sudah didepan mata. Hari di mana mereka akan melanjutkan pendidikannya ke jenjang yang lebih tinggi. Tiga tahun sudah terlewati. Di mana ada pertemuan pasti ada perpisahan. Rasa bahagia dan sedih terasa begitu saja. Bahagia karena lulus dan sedih karena harus berpisah.

"Happy Graduation!" Teriak seluruh siswa serempak. Mereka terlihat sangat senang karena tahun ini semua siswa dinyatakan lulus.

"Resha!!! Selamat yaa buat nilai tertinggi kamu. Kakak aku emang jenius." Aisyah meneriaki nama Aresha dan memeluknya. Yap! Aresha, Zidan, Afnan, Aisyah dan Vira, mereka berurutan memenangkan peringkat lima besar.

"Aamiin... Alhamdulillah. Makasih Adik ku."

"Abang! Selamat yakk.. Karena Abang dapet peringkat kedua, jadi uang jajan ai naikin dua kali lipat yak." Aisyah mengedipkan matanya.

"Bukannya kebalik? Harusnya diturunin dua kali lipat, kali." Ucap Zidan terkekeh.

"Ish Abang mah..." Aisyah memukul lengan Zidan pelan.

"Eh, Nan! Selamat ya... Ai Udah lulus tuh. Gercep!" Goda Zidan sementara Aisyah mendelik kesal.

"Abang! Jangan mulai, deh. Ai gak suka sama dia." Bisik Aisyah.

"Gak suka atau belum cinta?" Zidan menaik turunkan alisnya.

"Gak suka!" Ketus Aisyah.

"Berarti cinta."

"Sabar, ya. Nanti juga luluh." Ucap Zidan sambil menepuk pundak Afnan.

"Abang!" Aisyah memperingati.

"Ditunggu undangannya." Goda Zidan lagi. Ia belum puas untuk membuat Aisyah kesal.

"Jangan lama-lama nikahnya."

"Langsung lamar aja, Nan."

"Dateng ke rumah aja. Gapapa, kok."

"Pasti Abi nerima."

"Abang!!! Kesel banget, deh!" Aisyah sangat kesal. Lalu Afnan mengeluarkan suara.

"Udah, Dan. Kasian." Aisyah mematung. Afnan membelanya!

🌻🌻🌻

Sepulang dari sekolah, Zidan, Aresha, Afnan dan Aisyah, pergi ke Cafe Zidan. Katanya, Zidan mau traktir mereka semua. Kenapa Afnan bisa bersama mereka? Tentu bisa. Alasannya? Kalian pasti tau.

"Kamu mau apa?" Tanya Zidan.

"Resha mau jus alpukat sama cupcake coklat aja."

"Kalian?" Zidan beralih ke Afnan dan Aisyah.

"Cappucino dingin"
"Cappucino dingin."

Afnan dan Aisyah saling menatap, namun Aisyah memutuskan kontak matanya dengan Afnan.

"Cie... Fix kalian jodoh." Goda Aresha.

"Males banget." Gerutu Aisyah dalam hati sementara Afnan hanya tersenyum kikuk.

"Udah, Bang. Elah." Kesal Aisyah.

"Samain kayak Afnan?" Aisyah menatap tajam ke arah Zidan.

Lalu Zidan memanggil Yudha untuk memesan pesanan mereka.

Zidan menyenderkan kepalanya ke bahu Aresha membuat Aisyah mendengus.

"Apaan liat-liat? Mau? Makanya jangan jual mahal sama Afnan." Sengit Zidan.

"Apaan, sih, Bang. Pede amat hidup lu." Zidan menegakkan tubuhnya dan menyentil kening Aisyah.

"Ngomong tuh yang bener."

Zidan & Aresha (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang