Sepulang sekolah, Aresha dan Aisyah pergi ke "Rayna's Butik". Hari ini Aresha akan fitting gaun pernikahan. Kebetulan, Fatimah dan Zidan sudah berada di sana, karena tadi Aresha dan Aisyah ada sedikit urusan jadi mereka menyusul.
Setelah sampai di sana, mereka disambut oleh seorang pramuniaga butik ini dan menunjukkan keberadaan Fatimah dan Zidan.
"Assalamualaikum..." Aresha dan Aisyah menyalami tangan Fatimah.
"Wa'alaikumussalam.. Eh, udah datang, ternyata." Aresha tersenyum di balik cadarnya. Kemudian ia diajak untuk mencari gaun yang menurut Aresha pas. Sedangkan, Zidan ditemani oleh Aisyah.
"Ini gimana? Mau yang ini atau yang itu?" Fatimah memperlihatkan dua gaun syar'i berwarna putih.
"Em.. yang ini aja, Ummi. Kalau itu kayaknya terlalu ketat, deh." Fatimah mengangguk.
"Sipp, coba dulu." Aresha mengangguk dan masuk ke ruang ganti. Sepuluh menit kemudian, Aresha sudah mengganti bajunya dengan gaun yang ia pilih tadi.
Aresha memantulkan diri pada cermin besar yang tersedia. Ia puas dengan gaunnya. Sangat syar'i dan gaun itu sangat pas di tubuh Aresha. Lalu ia memanggil Fatimah.
"Ummi! Sini!" Panggil Aresha pelan dari dalam ruangan. Ia malu. Ia tak berani keluar dari tempatnya. Fatimah yang mengerti, langsung menghampiri Aresha.
"Wah... Maa Syaa Allah, Cantiknya!" Fatimah takjub dengan penampilan Aresha.
"Kenapa gak keluar aja, Sayang? Cantik banget, ih. Zidan pasti suka." Aresha tambah malu!
"Enggak, deh, Mi. Resha malu." Fatimah mengangguk mengerti.
"Yang ini aja?"
"Iyah."
"Ya udah, Ganti lagi. Ummi keluar yah." Fatimah keluar kemudian Aresha mengganti gaunnya. Lucu yah. Pake gaun sepuluh menit, diliat dua menit, udah itu buka lagi. Ya Ampun... Meresahkan ya bund. Wkwk
Setelah selesai, Aresha keluar dari ruang ganti dan menghampiri Fatimah, Aisyah dan juga Zidan.
"Udah, Sha?" Tanya Aisyah.
"Udah." Ucap Aresha tersenyum. Enam hari lagi Aresha akan menyandang status baru. Ia masih tak menyangka dengan semuanya.
"Ya udah, itu dulu aja yah. Satu dulu aja. Resepsi kita gelar setelah kalian lulus, kan?" Zidan dan Aresha mengangguk. Mereka sepakat untuk akad dulu saja, resepsi akan digelar setelah mereka lulus.
"Ya udah, ayo pulang." Mereka pergi ke kasir untuk membayarnya kemudian pulang menggunakan mobil Zidan.
🌻🌻🌻
Saat berjalan, Zidan bertemu dengan teman alumni nya. Lalu ia mengobrol sebentar. Dan Aresha masih setia menunggu Zidan di belakang.
"Zidan! Zidan, kan?"
"Eh Iyah. Wildan? Apa kabar? Udah lama gak ketemu." Zidan tersenyum.
"Alhamdulillah seperti yang kamu lihat. Oh iya, ngapain disini?" Tanya Wildan. Wildan itu teman alumni Zidan waktu SMP.
"Ini." Zidan memberikan undangan pernikahannya pada Wildan lalu Wildan menerimanya.
"Wah, Maa Syaa Allah... Nikah muda?" Wildan terkekeh.
"Bisa dibilang iya."
"Itu yang di belakang, siapa?" Tanya Wildan.
"Itu, calon istri saya." Ngomongnya kaku ya wkwk.
"Wih keren. Semoga samawa yah." Dalam hati, Aresha meng-aamiin kan perkataan Wildan.
"Aamiin..."
"Minta kontak kamu buat kabar-kabar." Wildan memberikan handphonenya pada Zidan dan Zidan mengetik nomornya.
"Ya udah duluan, Dan. Assalamualaikum..." Wildan sempat berpamitan juga pada Aresha dan Aresha membalasnya.
"Ayo, maaf jadi nunggu." Kata Zidan.
"Iyah gak papa." Zidan heran dengan suara Aresha yang tiba-tiba pelan. Mereka kembali berjalan menuju parkiran.
Seketika, Aresha merasa kepalanya sedikit berdenyut lagi. Ia tahan sekuat mungkin. Fatimah dan Aisyah sudah berada di depan mobil dan Zidan berada di depan Aresha.
"Zidan." Lirih Aresha memanggil Zidan. Zidan tak mendengarnya.
"Zidan!" Panggilnya lagi dengan keras. Kepalanya sudah sangat sakit. Detik itu, Zidan menoleh ke belakang dan mendapatkan Aresha yang hendak terjatuh.
"Ya Allah, Resha!" Zidan menangkap tubuh Aresha dan membawanya ke mobil lalu pergi ke rumah sakit.
Mereka bertiga pergi ke rumah sakit terdekat dari butik. Lima menit kemudian, mereka sampai dan Zidan membawa Aresha ke ruang UGD.
Setelah beberapa menit menunggu, mereka diperbolehkan untuk masuk.
"Gimana keadaannya, Dok?" Tanya Zidan khawatir.
"Alhamdulillah.. Tak ada penyakit serius, Pasien pingsan karena kelelahan dan tak cukup istirahat. Disarankan untuk tidak banyak pikiran karena itu bisa membuat darah Pasien menurun dan menyebabkan pingsan. Pasien juga diperbolehkan untuk pulang hari ini." Zidan tersenyum lega atas penjelasan dari Dokter.
"Alhamdulillah.."
"Saya permisi dulu. Mari." Mereka menghampiri Aresha yang baru sadar. Cadar Aresha dibuka. Zidan beristighfar karena telah melihat wajah Aresha yang kedua kalinya.
"Alhamdulillah, Sayang, kamu udah sadar." Bibir pucat itu menyunggingkan senyuman.
"Sha, kamu jangan kecapean, dong. Harus tau waktu yah." Nasihat Aisyah.
Zidan? Ia hanya memperhatikan interaksi di depannya.
"Iyah. Aku mau pulang." Ucap Aresha lemas.
"Kita makan dulu. Pasti kamu belum makan." Ucap Zidan.
"Iyah, ayo." Balas Fatimah. Setelah membayar administrasi, mereka pergi ke satu rumah makan di samping rumah sakit karena Zidan tak mau jika Aresha berjalan terlalu jauh.
Sepuluh menit kemudian, pelayan datang memberikan makanan pesanan mereka.
"Kok nasi? Siapa yang pesan? Aku gak mau..." Gerutu Aresha dalam hati.
"Udah makan, Sha. Jangan diliat doang makanannya." Ucap Zidan seolah tau apa yang dipikirkan oleh Aresha.
Aresha pasrah. Kemudian ia menghabiskan makanannya.
"Alhamdulillah.. udah kan? Kita pulang yah." Ucap Fatimah selesai makan. Mereka beranjak dari duduknya dan segera pulang. Tak lupa Zidan membayarnya terlebih dahulu.
🌻🌻🌻
Sesampainya di rumah Aresha, Fatimah, Aisyah dan Zidan segera pulang karena sudah sore dan mereka belum menunaikan shalat asar.
Sama seperti tadi pagi, Zidan berucap pada Aresha melalui pesan dan Aresha membaca pesannya dengan semburat merah di pipinya.
Jangan capek-capek yah. Empat hari lagi:)
🌻🌻🌻
Wah wah wah..
Empat hari lagi menuju akad😭 WkwkGimana part ini???
Aku bingung banget sihhh... Ya Allah 😭
Semoga sukaa... Jangan lupa vote dan komen nyaa..
Ambil yang baiknya, buang yang buruknya! Aku tau kalian pembaca yang cerdas:)
Bebey.. sampai jumpa di next part 🖤🌻
Alifaas
03 Desember 2020
KAMU SEDANG MEMBACA
Zidan & Aresha (End)
SpiritualReligi - Romance 🌻🌻🌻 Ya Allah, jika aku jatuh cinta, cintakanlah aku pada seseorang yang melabuhkan cintanya pada-Mu, agar bertambah kekuatanku untuk mencintai-Mu. Ya Muhaimin, jika aku jatuh hati, izinkanlah aku menyentuh hati seseorang yang ha...