4. "Assalamualaikum, Aresha."

5.7K 468 42
                                    

Tok tok tok

"Teh Resha!!!" Teriak Fahri dari balik pintu kamar Aresha sambil mengetuk pintu kamar Aresha.

"Teteh!!!"

"Teh Resha! Geura gugah!" Aresha yang mendengar suara Fahri, langsung terbangun. Ternyata ia tertidur karena tidak sengaja mendengar suara Zidan yang sedang mengaji tadi siang. Ahh.. suara itu sungguh menenangkan sehingga membuat Aresha tertidur.

"Muhun, Ari." Teriak Aresha dari dalam kamar. Sepertinya Fahri sudah turun ke bawah karena suaranya sudah tidak terdengar lagi. Kemudian, Aresha bersiap untuk mengajar karena sekarang sudah pukul setengah tiga sore.

Yap! Selain belajar, Aresha juga menyempatkan waktunya untuk mengajar di Madrasah. Aresha, Aisyah dan beberapa teman Ummi nya yang membangun Madrasah itu sejak dua tahun lalu. Karena, banyak anak yang tidak bisa sekolah hanya karena faktor ekonomi. Maka dari itu, mereka memberikan pendidikan untuk anak-anak yang ingin sekolah, secara gratis.

Pukul tiga lebih dua menit, setelah sholat ashar, Aresha sudah siap untuk mengajar. Kemarin, Aresha izin tidak mengajar, karena diundang ke rumah Aisyah.

Menuju tujuan, Aresha hanya cukup berjalan kurang dari lima menit. Setelah sampai, Aresha masuk kedalam dan menyapa anak-anak. Nama 'Madrasah Ar-rahmah' terpampang jelas didepan pintu.

"Teh Resha!" Ujar seorang gadis kecil berusia lima tahun.

"Iya, sayang?" Jawab Aresha. Ia sangat suka dengan anak kecil, menurutnya, mereka itu lucu. Sangattt lucu.

"Aku kangen." Aresha terkekeh melihat tingkah polosnya Dira. Dira itu anak yang paling aktif dan jujur sekali.

"Baru juga sehari Teteh tinggal. Kemarin gimana belajarnya?" Begitulah Aresha. Ia sebenarnya sangat ramah kepada siapapun. Tapi, ia juga tau batasan. Pada Zidan, contohnya.

"Seruu bangett, Teh. Kemarin aku diajarin ngaji loh sama Aa ganteng." Dira terlihat antusias.

"Oh ya? Siapa? Kok teteh gatau sih?" Aresha pura-pura cemberut.

"Kamu emang gatau, tapi kamu pasti kenal." Celetuk seseorang dari arah pintu.

Dia ada dimana-mana???. Batin Aresha. Siapa lagi kalau bukan Zidan Fatih Arrizqi.

"Itu, Teh. Aa yang ajarin aku." Dira menunjuk ke arah Zidan.

Iya, Dira. Kalau itu sih Teteh tau.

"Yaudah, yuk mulai." Ajak Aresha. Disini, rata-rata anak-anak berumur lima sampai delapan tahun.

🌻🌻🌻

Setelah selesai mengajar, pukul setengah enam sore, Aresha dan yang lainnya masih berkumpul di Madrasah.

"Syah, Kok ada Zidan?" Aresha merasa risih dengan kehadiran Zidan.

"Hehe, maaf yah. Kemarin Bang Zidan maksa buat ikut, jadinya aku ajak aja. Gak papa, kan?? Atau kalau kamu gak nyaman, aku bisa bilang ke Bang Zidan, kok."

"Eh gak usah. Sebenernya, gak papa sih. Cuman, gak bisa leluasa aja gitu."

"Kalau gak nyaman, bilang yak! Jangan dipendem! Kamu mah suka gitu, soalnya." Aresha mengangguk. Adiknya aja perhatian, apalagi abangnya. Wkwk.

"Iyah, Sahabatku..."

Sambil menunggu adzan maghrib, Aresha berwudhu terlebih dahulu. Saat memakai mukena, adzan berkumandang. Dan Zidan lah yang mengumandangkan adzan itu.

Zidan & Aresha (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang