8. Harta Tahta Aresha

4.2K 400 32
                                    

Pukul setengah empat, Zidan dan Aresha sudah didepan Madrasah Ar-Rahmah lalu mereka berdua turun dan masuk ke ruang khusus para pengajar.

"Assalamualaikum.." ucap Aresha dan Zidan bersamaan.

"Wa'alaikumussalam.." jawab Hamidah. Karena hanya ada Hamidah sendiri disini.

"Belum mulai, Umma?" Aresha bertanya, sebab hanya ada Hamidah saja.

"Belum, semua pada absen ngajar. Untung ada kamu sama Zidan,"

"Nanti, lima belas menit lagi kita mulai ya. Soalnya, ada beberapa anak lagi yang belum datang." lanjut Hamidah.

"Ini, kalian minum dulu. Pasti capek kan?" Aresha mengangguk dan berterima kasih kepada Hamidah. Kemudian, Aresha membuka handphone nya yang sedari tadi ia matikan. Zidan sibuk dengan handphone nya.

Saat dibuka, terdapat dua puluh pesan dan sepuluh Miss call dari Adinda dan Fahri. Saat akan membalasnya, telepon berdering dari handphone miliknya lalu mengangkatnya.

"Halo, Assalamualaikum..." ucap Aresha.

"Wa'alaikumussalam.. Alhamdulillah, akhirnya Teteh angkat telponnya. Teteh dimana??? Gak kenapa-napa kan??? Dari tadi Ari sama Ummi telpon gak diangkat terus." Kekhawatiran Fahri membuat Aresha tersenyum. Beruntung sekali dirinya dikelilingi oleh orang yang sangat peduli padanya.

"Teh? Kok diem?? Teteh!" Aresha tersadar dari lamunannya.

"Oh iyah. Teteh baik-baik aja, kok. Tadi ada urusan sebentar sama Bu Dina, terus langsung ke Madrasah." jelas Aresha.

"Alhamdulillah.. ke Madrasahnya jalan sendiri?"

Deg. Bagaimana ini?.

"Ee-enggak."

"Hah? Terus?." Aresha memejamkan matanya.

"Bareng sama Zidan." Dari jarak yang cukup jauh, Zidan mendongak saat Aresha menyebut namanya lalu kembali menunduk menatap handphone nya. Aresha menggigit bibirnya.

"Oh.. gak papa lah kalau sama A Zidan mah." What? Gak papa, Katanya?

"Kalau mau pulang, telpon aku, Oke!" lanjut Fahri.

"Oke."

"Hati-hati! Assalamualaikum, Teteh."

"Wa'alaikumussalam, Ari." Aresha menutup teleponnya. Kemudian Hamidah bersuara.

"Ayo, mulai aja." Lalu mereka mulai mengajar.

🌻🌻🌻

Zidan mengerutkan keningnya karena mendapat pesan dari Fahri, adik Aresha.

Setelah selesai mengajar, mereka bertiga membereskan Madrasah terlebih dahulu, setelah itu pulang.

"Sha, pulang bareng aku." ucap Zidan to the point.

"Gak-"

"Disuruh Ari." Zidan langsung memotong ucapan Aresha saat Aresha hendak menolak.

"Maksudnya?" Aresha tak mengerti. Lalu Zidan memperlihatkan chatting-an nya dengan Fahri. Aresha mengangguk. Barulah Aresha mengerti. Tapi, ia salah fokus pada sesuatu di handphone Zidan. Sudahlah, nanti saja dipikirkannya.

"Umma, Zidan sama Resha pamit pulang duluan."

"Eh Iyah. Makasih banyak, yah. Kalian pulang bareng?"

"Iyah, Umma." Jawaban Zidan membuat Hamidah tersenyum.

"Kenapa, Umma?" tanya Aresha. Ia heran karena Hamidah tiba-tiba tersenyum.

Zidan & Aresha (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang