6. Menata Hati

4.6K 421 11
                                    

Setelah pulang sekolah, sore ini, Zidan dan kedua sahabatnya berencana untuk pergi ke kajian di Masjid Al-Lathif. Untuk hari ini, Zidan absen mengajar. Ia ingin memperkuat diri dulu sebelum bertemu dengan Aresha lagi.

Di dalam masjid, sangat ramai yang ingin menuntut ilmu, tapi ada juga yang datang dengan niat mencari cogan alias cowok ganteng. Niat mereka sangat disayangkan. Karena, datang dengan niat ikhlas pun, sudah tercatat sebagai pahala.

Tema kajian kali ini, sangat pas dengan keadaan Zidan saat ini. Yaitu 'Menata Hati'. Masjid yang dipenuhi oleh kurang lebih seribu orang, lebih dominan para remaja. Tak lama kemudian, kajian pun dimulai.

"Sebagian orang banyak yang mencari kedamaian hati dan ketenangan jiwa dengan pergi ketempat yang jauh dari orang banyak, ketempat yang dianggap bisa menenangkan hati mereka.

Namun, kadangkala kita malah mau tenangnya saja. Tanpa mengingat kepada Sang Khaliq. Hati ini tempatnya bersih. Jangan sampai hati kita kotor apalagi sampai mati hanya karena sesuatu yang membawa dampak negatif pada kita.

Banyak orang yang mengeluh "Ustadz, saya baru aja putus sama pacar saya.",  "Ustadz, saya lagi patah hati.", "Ustadz, Saya ini. Saya itu. Saya begini. Saya begitu." Itulah kenapa kita harus menata hati terlebih dahulu. Jangan langsung ambil keputusan.

Cinta itu sebuah anugerah yang diberikan oleh Allah kepada kita. Jangan sampai kita salah dalam menyikapinya sehingga membuat kita sakit hati lah, patah hati lah, gelisah lah, galau lah, dan lainnya.

Di dalam Islam bahwasanya Allah sudah memberitahu memberikan tips agar hati kita tenang.

Allah berfirman dalam surah Ar-Rad ayat 28 :

الَّذِينَ آمَنُوا وَتَطْمَئِنُّ قُلُوبُهُمْ بِذِكْرِ اللَّهِ ۗ أَلَا بِذِكْرِ اللَّهِ تَطْمَئِنُّ الْقُلُوبُ
Artinya : “(yaitu) orang-orang yang beriman dan hati mereka manjadi tenteram dengan mengingat Allah. Ingatlah, hanya dengan mengingati Allah-lah hati menjadi tenteram.”

Itu adalah tips Alqur’an untuk menggapai ketenangan hati dan jiwa, mungkin sudah banyak ustadz yang membicarakan ini dan sudah banyak pula orang muslim mengetahui hal ini. Akan tetapi taukah anda mengapa dengan mengingat Allah hati kita bisa menjadi tenang dengan sebenar-benarnya ketenangan dan bukan ketenangan yang semu dan fatamorgana?

Hadits riwayat Abu Daud dan lainnya Rasulullah SAW bersabda :

“Doa orang yang sedang dalam keadaan sempit yaitu mengucapkan Allah, Allah rabbku yang memelihara ku, aku tidak mensyirikan Allah dengan sesuatu Apapun.”

Inilah kenapa berdzikir kepada Allah mampu dan sangat sanggup untuk menenangkan hati, mendamaikan jiwa. Dengan kedamaian, ketenangan yang haqiqi.

Salah satu jawabannya adalah karena Allah adalah dzat yang berkuasa membolak-balikkan hati. Seorang merasa resah, galau, gelisah, tidak tenang karena hatinya yang tidak tenang. Maka karena itulah kita harus bersandar hanya kepada Allah, dan pula selalu berdzikir kepada Allah. Allah SWT yang menguasai alam semesta.

Akhirnya kita mendapati bahwa berdzikir kepada Allah SWT memang menenangkan hati. Ingin bukti lain coba perhatikan! Allah swt menyebutkan tentang doa yang di dalamnya terdapat dzikir dan penghambaan diri kepada Allah. Yang disebut dengan seribu istighfar. cobalah maka anda pasti akan tenang hati. Dzikir yang lain yang dimiliki Rasulullah SAW yaitu :

“Wahai Allah sesungguhnya adalah aku ini budakmu anak laki-laki dari budakmu yang laki-laki, anak laki-laki dari budakmu yang perempuan, nasibku di tanganmu. Seluruh keputusanmu tetap bagiku, apa yang engkau takdirkan hadir padaku. Aku memohon kepada engkau dengan nama-nama engkau yang engkau namai dirimu dengannya atau yang engkau turunkan kepada kitab-kitabmu. Atau yang engkau ajarkan kepada rasul atau yang engkau simpan kepada ilmu ghaib. Jadikan Alqur’an sebagai penyejuk hati, cahaya di dalam dadaku, dan penghilang rasa sedih, dan penghilang rasa resah.”

Maka dari itu marilah kita semua senantiasa berdzikir kepada Allah SWT agar hati dan jiwa kita selalu dalam ketenangan, ketentraman, dan kedamaian."

Setelah kajian selesai pukul lima sore, Zidan, Arvin dan Malik segera pulang ke rumah masing-masing. Zidan merasakan hatinya kembali tenang setelah mendengar kajian tadi. Benar, ia harus kembali menata hatinya dengan baik.

Zidan berjalan ke arah parkiran lalu mengendarai motor nya. Sebelum memakai helm, Zidan berdoa agar tidak tertarik dengan apa yang ada di jalanan nanti. Semoga saja.

🌻🌻🌻

Aresha kini sedang berjalan untuk pulang ke rumahnya. Setelah mengajar, ia mampir ke minimarket untuk membeli sesuatu sebentar lalu pulang.

Di tengah perjalanan, ia berpikir. Kenapa tadi Zidan gak ikut ngajar, ya? Biasanya kan dia tepat waktu. Atau bahkan, sebelum waktunya. Tapi kali ini beda.

Saat berjalan, ia melihat seseorang yang ia kenali sedang mengendarai motor.

Apa itu Zidan? Batin Aresha. Setelah ditelusuri lebih jauh,

Ah iya, itu Zidan!. Zidan masih memakai seragam sekolahnya.  Namun sama sekali tak menyapa atau bahkan menatap saja, tidak. 

Dia darimana? Tumben banget. Batin Aresha.

Tapi untuk apa pula ia memikirkan itu. Ia kan tidak ada rasa apa-apa pada Zidan. Atau mungkin... Belum?

🌻🌻🌻

Ya Ampun. Dugaan Zidan benar, saat diperjalanan tadi, ia melihat Aresha sedang berjalan. Ia berusaha untuk tidak menyapanya. Dan akhirnya hanya melewati Aresha begitu saja.

Allah... Keluh Zidan.

Zidan bersiap karena sebentar lagi mendekati waktu Maghrib. Setelah itu, ia pergi ke Masjid.

Setelah pulang dari Masjid, ia sempat berpapasan dengan Abi nya Aresha. Menyapa namun beda. Lebih dingin dari biasanya. Tidak akrab dari biasanya. Ia tak ingin harapan-harapan datang kepadanya sehingga membuat ia jatuh kembali.

Zidan menghabiskan waktunya untuk membaca Al-Qur'an sebelum waktu isya datang. Hafalannya kini menambah dua surat. Kadang, ia bermuraja'ah kepada Abi nya atau pada Aisyah. Karena, Aisyah pun sudah memiliki hafalan sebanyak dua puluh tujuh juz, sedangkan Zidan masih dua puluh empat juz.

Adzan Isya berkumandang, Zidan beranjak sholat ke Masjid kemudian iapun segera tidur. Ia berharap, besok bisa bersikap biasa saja.

🌻🌻🌻

Doble Up yeekann😂

Maap kalau nambah garing hehe. Petik hikmahnya ya, kawan!

Ambil yang baiknya, buang yang buruknya! Aku tau kalian pembaca yang cerdas:)

Jangan lupa vote dan komen yaa.

Jadikan Al-Qur'an sebagai bacaan utama!

Alifaas
24 November 2020

Zidan & Aresha (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang