25. Diary Aresha

3.3K 302 16
                                    

Aresha terbangun dari tidurnya dan melihat ke arah jam dinding. Pukul setengah tiga. Kemudian ia membangunkan Zidan.

"Bang, Bangun! Udah jam setengah tiga."

"Abang masih ngantuk banget. Nanti lima menit lagi." Aresha memberi waktu lima menit untuk Zidan. Ia pun masih terbaring di atas ranjang.

Setelah lima menit menunggu, ia kembali membangunkan Zidan.

"Udah lima menit, Ayo bangun." Aresha menggoyangkan tubuh Zidan.

"Masih ngantuk, Sayang..."

"Ya Allah, Bang. Bangun! Kita 'kan mau ngajar."

"Hm..."

Ide bagus mengalir di dalam otak Aresha. Ia mendongak dan mencium pipi Zidan. Dengan cepat, Zidan terbangun.

"Beranian... Ish ish ish."

"Tuh kan bangun. Cepetan udah mau adzan."

"Sekali lagi." Zidan mengetuk pipinya dengan jarinya. Tanpa berpikir panjang, Aresha mencium lagi pipi Zidan.

"Makasih, Sayang." Sebelum beranjak dari ranjang, Zidan sempat mencium pipi Aresha.

"Ada-ada aja."

Setelah bersiap, Zidan dan Aresha pergi ke bawah.

"Ai udah siap belum?" Teriak Zidan memanggil Aisyah.

"Iyaa udah bentar." Balas Aisyah dari lantai atas.

"Yuk." Mereka pun berjalan menuju Madrasah.

Saat sudah sampai, Mereka bertiga masuk ke dalam dan mengucap salam.

"Assalamualaikum..."

"Wa'alaikumussalam..."

"Loh kok, Teh Fitri gak ada? Kemana?" Tanya Aisyah yang tidak melihat kehadiran Fitri.

"Katanya gak akan ngajar lagi soalnya keluarganya pindah ke kampung halamannya." Terang Hamidah.

"Gak dikasih tau?"

"Enggak. Soalnya beliau juga mendadak perginya tadi pagi. Jadi gak sempet ngabarin. Cuman bilang ke aku aja." Jelas Afrah.

"Berarti kita kekurangan guru dong." Ucap Aresha.

"Enggak lah. Nanti ada guru baru." Ujar Zidan.

"Kok tau?" Aisyah mengernyit.

"Liat aja nanti." Zidan tersenyum

"Wah.. curiga." Tepat setelah Aisyah mengucapkan hal itu, seseorang masuk dan mengucap salam.

"Assalamualaikum..."

"Wa'alaikumussalam..." Semua menoleh ke arah si empu.

"Afnan?!" Aisyah terkejut dengan kedatangan Afnan.

"Afnan yang bakal gantiin posisi Teh Fitri."

"Sama aku dong." Tiga kata itu terlontar dari mulut Aisyah tanpa sadar

"Iya lah."

"Karena Afnan udah datang, kita mulai aja yuk."

"Kenapa harus dia terus sih." Batin Aisyah.

Zidan & Aresha (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang