Keesokan harinya...
Siang ini, lebih tepatnya pukul dua siang, Zidan dan Aresha sedang bersiap untuk berangkat ke rumah mereka berdua. Semua barang-barang sudah diantarkan kesana. Tinggal pakaian Zidan dan Aresha saja yang belum dibawa.
"Sebagian simpen aja di sini, Sha. Nanti kapan-kapan kita bakal nginep di sini jadi gak usah bawa baju lagi." Ucap Zidan.
"Iya, Bang." Setelah memasukan pakaian keduanya pada satu koper, mereka pamit terlebih dahulu pada Ridwan dan Fatimah.
"Sini biar Abang bawa. Pasti berat." Aresha tersenyum dan menyerahkan koper itu pada Zidan.
"Yuk."
"Abi, Ummi, Zidan pamit dulu." Zidan mencium telapak tangan keduanya.
"Jaga diri ya. Sering-sering main kesini."
"Pasti Abi."
"Ummi, Resha pamit ya."
"Iya. Hati-hati, ya. Jagain Resha loh jangan sampai lecet."
"Pasti lah. Kan Bang Zidan sayang banget sama Resha." Celetuk Aisyah.
"Bi, itu ada yang mau khitbah Ai-"
"Hush! Udah sana-sana pergi. Dasar Abang-abang gosip."
"Yee... Bener kan? Sama Af-"
"Abang!!! Pagi-pagi bikin Ai kesel aja." Teriak Aisyah.
"Af? Siapa tuh?" Tanya Ridwan.
"Itu, Bi-"
"Dadah Abang, Resha. Hati-hati ya. Semoga betah di rumah baru." Aisyah memotong ucapan Zidan kembali.
Zidan mendengus lalu berjalan keluar rumah. Sebelum benar-benar keluar, Zidan berucap.
"ITU, BI. AFNAN YANG RUMAHNYA DI DEPAN RUMAH ABI!" Teriak Zidan.
"ABANG!!!" Kekesalan Aisyah sudah memuncak.
"Gara-gara Afnan, sih. Jadi gini kan. Ngeselin banget." Gerutu Aisyah dalam hati.
🌻🌻🌻
Setelah sampai dirumah barunya, mereka memasukan pakaiannya ke lemari mereka.
"Satu lemari cukup kan? Baju Abang gak terlalu banyak, kok."
"Iya, Bang."
Setelah merapikan semuanya, Zidan duduk ditepi ranjang bersama Aresha.
"Ini kamu pegang." Zidan memberikan kartu ATM miliknya pada Aresha.
"Ha?"
"Mulai sekarang, kamu yang pegang urusan uang ya."
"Abang percaya sama Resha?" Ragu Aresha.
"Iya dong... Istri Abang kan pinter."
"Em, ya udah, deh." Aresha menerima kartu itu dengan ragu.
Zidan membaringkan tubuhnya di ranjang dengan kepala berada di paha Aresha dan memeluk perut Aresha.
"Capek ya?"
"Sedikit."
"Ngapain dong? Bosen tapi capek." Aresha nampak berpikir.
"Em, Bang."
"Ya?"
"Resepsi pernikahan kita tiga hari lagi ya?" Yaps! Rencananya resepsi pernikahan mereka akan digelar tiga hari lagi.
"Heem. Kenapa?"
"Em, gapapa sih. Abang ngundang siapa aja?"
"Keluarga kita, Umma, Teh Afrah, sebagian temen SMA, ada juga sebagian temen kamu sama temen Abang." Aresha mengangguk.
KAMU SEDANG MEMBACA
Zidan & Aresha (End)
SpiritualReligi - Romance 🌻🌻🌻 Ya Allah, jika aku jatuh cinta, cintakanlah aku pada seseorang yang melabuhkan cintanya pada-Mu, agar bertambah kekuatanku untuk mencintai-Mu. Ya Muhaimin, jika aku jatuh hati, izinkanlah aku menyentuh hati seseorang yang ha...