Tujuh tahun kemudian...
Hari berganti hari, bulan berganti bulan, tahun berganti tahun. Waktu berjalan begitu saja. Seperti hubungan Zidan dan Aresha yang sudah bersama selama delapan tahun. Menjalankan hari-harinya berdua. Merasakan kebahagiaan berdua. Tapi, dalam waktu delapan tahun ini, mereka sudah dikaruniai dua orang anak.
Anak pertamanya adalah laki-laki bernama Azzam Putra Arrizqi. Dan anak keduanya adalah perempuan bernama Azzura Putri Arrizqi. Keduanya selisih dua tahun.
"Abiii, Bang Ajam nakal. Cubit pipi Ala telus." Adu Azzura pada Zidan dengan cara bicara yang belum lancar pada huruf R.
"Emangnya kenapa, Sayang?" Zidan menyamakan tingginya dengan Azzura.
"Sakit..." Si kecil Azzura memperlihatkan wajah cemberutnya.
"Abang, kalau cubit pipi jangan terlalu keras, Oke?"
"Oke, Abiiii... Tuh kan boleh." Si jahil Azzam kembali mencubit pipi Azzura sehingga Azzura meringis.
"Abang!" Tegur Zidan. "Minta maaf!" Suruhnya.
"Minta maaf." Jutek Azzam.
"Yang ikhlas, Abang..." Azzam menghela napas gusar.
"Iya-iya. Maafin Abang ya, Dek Ara yang cantik." Tulusnya.
"Ala maafin. Tapi ada syaratnya."
"Kok gitu? Abang udah minta maaf, bukannya dimaafin malah dikasih syarat. Maafin nya ikhlas gak? Kalau engga-"
"Abang... Laa Taghdhob wa lakal jannah. Janganlah malah maka bagimu sulga. Abang mau sulga kan? Makanya jangan malah-malah telus." Celanya.
Zidan masih setia melihat percakapan keduanya.
"Haaahhh... Kamu ngancem nya gitu mulu. Iya-iya, apa syaratnya?"
"Abang ikutin semua yang Ala suluh."
"Hei! Abang bukan pembantu kamu."
"Mau dimaafin gak, nih?"
"Iya-iya lah."
"Yang ikhlas ya, Bang..." Azzam mengangguk.
"Ya udah, Ara mau apa?" Tanya Azzam.
"Gendong ala ke sofa." Perintahnya. Karena memang Azzura dan Azzam sedang duduk di lantai beralaskan karpet berbulu.
"Kamu itu ber-"
"Abang!" Azzura menggelengkan kepalanya.
"Iya, Yok." Azzam membawa tubuh Azzura ke sofa.
"Udah. Apalagi?" Katanya. Azzura tersenyum jahil. Kemudian ia menjatuhkan sedikit snack dipinggir nya ke lantai dengan sengaja.
"Aduh jatuh, Bang. Hehe belsihin ya."
"Kamu sengaja." Desak Azzam dengan wajah yang datar sementara Azzura hanya tersenyum tanpa dosa.
Lalu Azzam mengambil sapu dan membersihkan sisa-sisa makanan yang jatuh.
"Udah bersih. Kinclong!" Teriak Azzam.
"Itu Abang belum. Masih ada debu." Suruh Azzura lagi.
Azzam terus mengikuti perintah Azzura. Berjalan dan berlari kesana-kemari.
"Abang rajin banget nyapu-nyapu lantai gitu." Ujar Aresha yang baru datang dari dapur sambil membawa kue ditangannya.
Azzam terduduk lemas di lantai.
"Capek!" Keluhnya.
"Sini, Bang. Makan kue." Azzam berjalan gontai menuju sofa.
"Ihhh, Abang bau kelinget."
KAMU SEDANG MEMBACA
Zidan & Aresha (End)
SpiritualReligi - Romance 🌻🌻🌻 Ya Allah, jika aku jatuh cinta, cintakanlah aku pada seseorang yang melabuhkan cintanya pada-Mu, agar bertambah kekuatanku untuk mencintai-Mu. Ya Muhaimin, jika aku jatuh hati, izinkanlah aku menyentuh hati seseorang yang ha...