13. Keputusan Zidan

3.9K 373 9
                                    

Pagi ini, Zidan dan Aresha sedang berada didepan para siswa dan siswi di Sekolah. Hasil dari perlombaan kemarin, Alhamdulillah mereka yang memenangkan perlombaan ini. Dengan Zidan di juara pertama dan Aresha di juara kedua. Sebenarnya skor mereka sama. Tapi karena suara Zidan lebih indah, jadilah Zidan yang mendapatkan juara pertama.

Sudah menjadi kebiasaan Sekolah jika ada salah satu siswa yang memenangkan perlombaan. Maka kepala sekolah akan mengumumkan nya saat upacara terlaksana.

Zidan dan Aresha meraih medali dan piala juga hadiah uang tunai. Aresha merasa, ini tidak perlu dipublikasikan, ia malu dan takut jika muncul sifat riya' pada dirinya. Begitupun dengan Zidan. Tapi ini sudah menjadi ketetapan sekolah, jadi tak ada alasan mereka untuk menolak.

Zidan dan Aresha berdiri berdampingan bersama Bu Dina. Salah satu anggota OSIS mengabadikan momen ini.

"Makasih yah. Kalian hebat banget. Maaf karena kemarin Ibu gak sempet liat kalian." Kalian ingat, kemarin Bu Dina meninggalkan mereka? Akhirnya mereka berdua pulang menggunakan taksi online. Kalian tau siapa yang membayar taksi itu? Tentu Zidan, tak mungkin Zidan membiarkan Aresha yang membayarnya.

Zidan dan Aresha tersenyum dan mengangguk. Setelah acara pamer kejuaraan, Zidan dan Aresha kembali ke barisannya masing-masing. Lima menit kemudian, upacara sudah selesai dan siswa-siswi sudah masuk ke kelas dan memulai pelajaran.

Di dalam kelas, Zidan fokus tak fokus. Ia ingin fokus pada guru yang sedang menerangkan tapi ia tak bisa. Ia memikirkan sesuatu.

Apa sekarang? Tapi, mana mungkin?. Zidan bermonolog sendiri dalam hati.

Tapi ini harus! Ya! Harus!. Zidan meyakinkan diri akan keputusannya lalu beralih pada Bu Tiwi yang sedang menerangkan.

Sebenarnya, apa yang dibicarakan Zidan?

🌻🌻🌻

Kring... Kring... Kring...

Bel istirahat berbunyi. Aresha dan teman-temannya berjalan ke arah kantin untuk mengisi perut mereka.

Saat kemarin mengantarkan Aresha pulang, Zidan sempat memberi tahu tentang kejadian Aresha pingsan dan hari ini Aresha tidak puasa karena orang tuanya menyuruh untuk beristirahat dulu karena kemarin Aresha pingsan dan mereka tidak mau itu terulangi.

"Kalian mau makan apa?" Tanya Aresha pada Aisyah dan Nayla.

"Aku nasi goreng aja, deh. Belum makan tadi pagi." Kata Nayla.

"Ya udah samain." Aresha mengangguk dan segera memesan tiga nasi goreng.

"Bu, biasa tiga yah." Ucap Aresha pada Bu Indah.

"Oke siap, Neng." Setelah memesan, Aresha kembali ke tempat duduknya. Tapi sebelum itu, saat ia berbalik badan, tak sengaja dirinya dan Zidan berpapasan.

"Eh, Astaghfirullah. Maaf, gak liat tadi." Sikap Aresha pada Zidan sedikit lebih hangat dari kemarin-kemarin. Karena apa? Kalian pasti taulah.

"Iyah. Lain kali hati-hati." Aresha mengangguk cepat dan segera pergi. Jangan tanya bagaimana keadaan jantung Aresha saat ini. Sungguh jantungnya berdegup kencang.

Aku siap. Batin Zidan.

🌻🌻🌻

Pukul satu siang, Aresha sedang bersimpuh pada Allah. Mencurahkan segala isi hatinya pada Allah. Seketika, Aresha teringat sosok Zidan.

Ya Allah, jika aku jatuh cinta, cintakanlah aku pada seseorang yang melabuhkan cintanya pada-Mu, agar bertambah kekuatanku untuk mencintai-Mu.

Zidan & Aresha (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang