23. Stalker Aisyah

3.6K 302 11
                                    

Satu minggu telah berlalu. Tak terasa waktu begitu cepat berjalan. Hari ini adalah hari pertama kelas dua belas akan melaksanakan Ujian Nasional. Yang mana sebentar lagi mereka akan meninggalkan masa putih-abu nya.

Pagi ini Zidan, Aresha dan Aisyah sedang dalam perjalanan menuju Sekolah. Mereka pergi menggunakan mobil milik Zidan. Setelah sampai, keduanya turun dari mobil dan berjalan menuju kelas.

"Resha!" Aresha menoleh saat Bayu memanggilnya dari belakang.

"Nanti nyontek ya." Ucap Bayu menyenggol tubuh Aresha. Ia hanya ingin memanas-manasi Zidan agar Zidan marah karena dirinya dekat dengan Aresha.

"Apaan nyontek. Nyontek itu gak boleh! Usaha dong. Makanya kalau guru lagi nerangin tuh dengerin! Jangan malah tidur." Cibir Aresha.

"Bercanda kali! Aku juga gak kalah pinter sama kamu. Malahan, pinter-an aku." Sombong Bayu.

"Iya emang. Kamu pinter aku jenius." Aresha tertawa kecil dan menunjukkan wajah sinis pada Bayu. Katanya, sombong kepada orang sombong itu adalah sedekah.

"Elah." Bayu mendelik.

"Udah, cepet jalan." Putus Zidan. Bayu tersenyum karena sepertinya Zidan sudah mulai panas.

"Dasar Resha pendek!" Ketus Bayu sambil lari ke arah kelas.

"Dasar Bayu gak tau malu!" Bayu hanya memeletkan lidahnya pada Aresha.

"Ih! Awas kamu Bayu!" Kesal Aresha.

"Udah, Sayang." Ingat Zidan.

"Hilih. Di sini ada Ai, kalau kalian lupa." Zidan baru sadar jika ada Aisyah yang memerhatikan sedari tadi.

"Makanya cari suami." Ledek Zidan.

"Eh! Cari suami itu gak segampang membalikkan telapak tangan, Bang!" Katanya.

"Kok sekarang Abang yang ngeledek sih? Tadi negur aku." Gerutu Aresha.

"Nah loh. Abang kena marah istrinya haha." Zidan menggaruk tengkuknya yang tak gatal. Kenapa jadi begini?

"Iya-iya, Maaf. Udah ah ayo jalan."

Mereka melanjutkan langkahnya ke kelas. Lalu masuk ke kelas masing-masing dan mulai mengisi soal dengan teliti.

🌻🌻🌻

Setelah mengisi soal selama satu jam, Aresha diperbolehkan untuk istirahat. Lalu ia keluar dan melihat Zidan yang menunggu di depan kelasnya.

"Cepet banget ngerjainnya." Kata Aresha pada Zidan.

"Iyalah. Kan belajarnya ditemenin sama istri tercinta." Zidan mencium pipi Aresha di balik cadar nya. Suasana di sini masih sepi dan hanya ada beberapa orang saja.

"Bang! Nanti ada yang liat loh." Zidan terkekeh.

"Iya gak akan. Yuk kantin." Mereka berjalan ke arah Kantin.

"Kamu mau apa?" Tanya Zidan.

"Aku pingin lumpia basah aja."

"Pedes banget, ya." Tambahnya.

"Jangan nanti sakit!" Zidan menatap tajam ke arah Aresha.

"Hehe Iya, deh."

Tak lama kemudian Zidan sudah kembali dengan dua lumpia basah yang dibawa nya.

"Ini makan dulu."

"Iya, Bang." Aresha mulai memakan lumpia nya yang tidak pedas.

"Kok gak pedes sih, Bang. Gak enak kan jadinya." Aresha mengerucutkan bibirnya di balik cadarnya.

Zidan & Aresha (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang