35. Matematika ilmu yang menyenangkan

1.8K 283 87
                                    


Di sore yang cerah, dengan jalanan yang sedikit basah akibat hujan, golden hour yang pas cahayanya untuk swa foto, anak anak kecil yang bermain-main dan lainnya.

Hwall sedang duduk manis di halaman dengan seekor anak kucing kecil yang mengontrak tanpa bayar di taman nya.

Ada pula Eric yang asik dengan bila basket yang dia lempar lemparkan ke tong kosong nyaring bunyinya seperti omongan doi.

Tawa kecil keluar dari belah bibir Hwall karena anak kucing itu mendusel kepadanya.

Suara bola yang nyaris masuk ke tong membuat Eric nyaris membotaki tanaman bunga yang di tanam Hwall dan Felix. Lalu keesokan paginya ada berita meninggalnya Eric ditangan oknum Felix dan Hwall karena di tenggelamkan di luka hati yang sangat dalam hingga tak sanggup lagi untuk menyembuhkannya, hiperbola.

Tapi semua ketenangan itu, bak sebuah film, berawal dari ketenangan lalu sebuah konflik akan datang. Sama seperti mereka.

"HWALLL!!!!! ERIC SUMPAH YA!!!!"Suara Felix yang bikin telinga siapapun pengang itu terdengar di seluruh penjuru dunia milik berdua.g. halaman rumah Hwall dan Eric.

Eric yang tadinya akan melempar kearah tong malah menyasar kearah tembok dan memantul kewajah dollarnya tanpa izin terlebih dahulu. Anggep aja tuh bola alpa kagak ada keterangan.

Hwall yang tadinya akan mengelus kucing malah menjadi merauk tanah yang lembab sampe kuku kukunya penuh tanah. Ew.

Kalau pelakunya mah cuma ngegelepar tak berdaya penuh keringat Ampe basah kayak abis di kejar anjing Buldozer kepunyaan om Mingyu, tetangga sebelah.

"FELIX BANCAT, GUGUK, OING OING, U'U' A'A', COKLAT NGAMBANG DI KALI!"Umpat Eric dengan bahasa yang sangat halus dengan bahasa hewan yang dia tau. Tangannya asik ngelusin kepalanya yang sepertinya akan ada daging mengembang kayak kue.

"Ish Felix astaghfirullah kamu ini berdosa banget sama Hwall Jan maen maen,"Hwall memeraktekkan gaya uler uget uget dengan tangannya kayak mau matok Felix, mana lidahnya melet melet kek uler. Palanya juga ikut gerak gerak.

Felix mah bodoamat capek dia tuh lari dari ruang tengah trus lari ke kamar dia trus turun kebawah, ke dapur dulu minum sebentar trus ketaman belakang ngambil swellow putih ijo yang mirip dipake Suhen eksoh. Trus lanjut lari ke ruang tengah matiin tv trus balik lagi ke dapur ambil cookies yang dia bikin trus baru lari ke rumah sambil tereak tereak kayak anak perawan ketemu maling perawan.

"Napa sih lo kek main kejer kejeran malaikat Izrail?"Tanya Eric yang masih ngelusin palanya yang mulai seperti berdetak efek sakit.

Felix cuma ngegeleng, badannya udah menempel ke saung.

"Trus Felix kenapa?"Tanya Hwall yang dateng bawa gunting kuku buat motong kukunya yang item item kek pantat pancinya Babeh Sekop yang dagang nasi goreng depan komplek.

"Ada yang kayak ada ngawasin, engap, panas, padahal tadi sebelum dad berangkat pergi sebentar dia bilang dingin banget, kek ga tenang dikamar,"Jawab Felix yang masih tergeletak tak berdaya.

"Ung? Emang kenapa?"Tanya Hwall lagi yang mulai motongin kukunya sambil di bersihin bisa kinclong.

"Gatau, kayak ada yang merhatiin di deket pintu dapur,"Felix masih ngos-ngosan.

Eric yang denger rada bingung sampe inget tragedi. "Jangan jangan lo di ganggu si cewek yang lo liat pas sama Han?"Eric ngejentikin jarinya, kalau ada di komik mungkin ada lampu nyala di samping kepala Felix. "Trus dia ternyata demen sama lo makanya di liatin terus."

Astaghfirullah Eric ini sangat solikin.

"Ish ngawur lo Ric,"Felix ngelempar potongan kuku Hwall dan nyaris masuk ke mulut Eric.

Agen SQ Ft. 00LTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang