Abra yang baru selesai berbicara dengan teman masa sma-nya segera kembali ke tempat duduknya, karena sedari tadi ia melihat jika lelaki berkemeja dongker itu terus saja mengajak Camelia-nya berbicara. Tentu saja Abra tak suka, apalagi yang didekati adalah wanita yang ia sukai.
Sesampainya Abra disana, ia langsung duduk di dekat Camelia. Ia ingin menunjukkan bahwa Camelia sudah ada yang punya walaupun kepunyaannya belum resmi.
"Abra!" ujar Revan terkejut.
"Oh, hai, Rev. Kalian kenal juga?" tanya Abra basa-basi. Padahal jauh didalam lubuk hati Abra, ia ingin Revan segera menjauh dari Camelia-nya.
"Baru, aku mengenalnya saat menolongnya di bandara internasional soekarno hatta. Yah, walaupun cuma membantunya memasukkan koper saja di bagasi mobil," jawab Revan.
"Kalian kenal?" tanya Camelia sambil melihat Abra dan Revan secara bergantian.
"Iya, kami satu kampus sewaktu di Singapura," ujar Abra
"Tapi bukannya, kamu kakak kelas kami?" celetuk Dilla heran. Pasalnya tadi Revan bilang kalau dirinya anak angkatan ke 22.
"Oh itu, aku urus bisnis dulu selama dua tahun. Baru setelahnya, Aku memutuskan kuliah dan mempercayakan kepada orang kepercayaanku untuk menjalankan bisnisku itu," jelas Revan.
Kanaya dan Dilla yang masih setia berada disana, mengangguk mendengar penjelasan Revan.
"Yang bisnis coffee shop itu?" tanya Kanaya memastikan.
"Iya, benar sekali," jawab Revan.
Mereka berlima pun tetap melanjutkan percakapan mereka. Hanya saja Abra selalu diam. Ia akan ikut mengobrol jika hal seputar pembicaraan terkait dengannya juga.
Percakapan mereka terhenti saat pembawa acara telah naik ke atas panggung yang menandakan acara reuni sekolah akan segera dimulai. Pembawa acara pun mulai menyampaikan pembukaan acara yang berisi ucapan terima kasih pada guru serta para reunian yang telah datang di sekolah mereka kembali.
Setelahnya, acara dilanjutkan dengan sebuah penampilan dari beberapa anak reuni yang mau menyumbangkan tenaga untuk memeriahkan acara reuni sekolah ini dengan menampilkan tarian merak khas daerah mereka. Para penari satu persatu pun naik atas panggung dengan melebarkan sayap mereka. Semua tamu tampak bertepuk tangan, suka penampilan ini.
Penari terakhir dari tarian merak pun naik ke atas panggung. Camelia, Abra, Kanaya dan Dilla nampak terkejut dengan penari terakhir itu. Pasalnya orang yang dari tadi mereka cari ternyata ada diatas panggung menampilkan tarian yang begitu anggung. Tidak terasa, mereka berempat sama-sama menyebutkan nama penari terakhir itu, "Delia!"
"Pantesan dari tadi ditunggu ternyata dia jadi salah satu peramai acara reuni ini," ujar Abra membuat tiga orang wanita itu berbalik melihatnya.
"Wow cantiknya," ujar Revan tanpa sadar.
"Dasar play boy, lihat yang bening aja sikat," sindir Kanaya.
"Tapi gini-gini gue setia kok," bangga Revan.
"Udah-udah kalian nikmati aja acaranya," sergah Dilla menengahi.
Sedangkan Camelia jadi terdiam, ia tidak ingin menanggapi apapun lagi. Cukup ia menikmati acara ini saja.
Abra yang dari tadi hanya melihat Camelia diam saja pun berinisiatif untuk mengajak Camelia bicara. Namun nihil, semua sia-sia saja karena ia juga tidak tau topik pembicaraan apa yang ingin di obrolkannya dengan Camelia. Mau topik tentang Delia yang menjadi salah satu peramai acara reuni ini, ia takut, hubungannya dengan Camelia akan menjauh.
KAMU SEDANG MEMBACA
Camelia Rahma
SpiritualCamelia Rahma dan Abraham Fauzi, dua orang yang berbeda watak itu telah dipertemukan oleh takdir secara unik digerbang sekolah. Mereka dipertemukan saat masa orientasi siswa baru dimasa putih abu-abu. Karena keterlambatan, membuat awal pertemuan me...