33. Semakin Mencintainya

377 33 2
                                    

Camelia sedang video call dengan Carissa, anak kecil yang sudah dianggapnya sebagai anak sendiri dan anak kecil yang sempat membuat Abra putus asa dalam mengejar cinta wanita yang disukainya.

Lama tidak bertemu, membuat Carissa yang berada dikota lain jadi menangis sesegukan karena telah sangat merindukan Camelia yang sudah  dianggapnya sebagai Bunda.

Awalnya, Carissa sempat ngambek tidak ingin video call dengan Camelia karena ia merasa dibohongi. Ia bahkan sempat tidak mau menerima panggilan video call dari Bunda-nya. Tapi setelah Atha memberikan Carissa pengertian, akhirnya Carissa mau juga mengangkat video call dari Camelia.

Video call mereka saat ini telah sampai pada pembicaraan, dimana Camelia menanyakan keadaan Carissa.

"Carissa baik-baik saja Bunda," jawab Carissa.

Mendengar kalau Carissa baik-baik saja, membuat Camelia dapat bernafas lega. Pasalnya, Carissa tidak pernah jauh dengannya hingga sampai waktu selama ini.

"Alhamdulillah kalau gitu, jadi pesan bunda, terus dijalankan ngga?" tanya Camelia.

"Iya bunda, saat ini Carissa udah iqro dua," ujar Carissa dengan semangatnya memberitahukan bacaan dasar Al-Qur'an nya.

"Anak pintar, mau bunda hadiah in apa?"

"Boneka berbie."

"Baiklah Bunda akan belikan."

Carissa seketika bangun dari tidurnya dan melompat-lompat diatasnya.

"Sayang jangan melompat-lompat nanti ...."

Belum juga Camelia menyelesaikan kata-katanya, ponsel yang dipegang oleh Carissa sudah terjatuh diikuti dengan suara yang sangat jelas terdengar oleh Camelia. Tidak lama setelahnya, Camelia mendengar suara tangisan disana.

"Carissa," teriak Camelia panik.

Mama Lia dan Papa Carel yang mendengar suara teriakan Camelia, langsung saja bangun dari tempat duduk yang berada didepan tv dan bergegas ke kamar Camelia.

"Ada apa nak? Kenapa kamu berteriak?" tanya Mama Lia.

"Ma, Carissa kayaknya jatuh dari tempat tidur."

"Kok bisa?" tanya Papa Carel.

"Tadi Camelia janji Carissa mau beliin boneka berbie. Sangking senangnya, Carissa lompat-lompat dan jatuh." Kini mata Camelia sudah berkaca-kaca.

Bagaimana pun ia tetaplah seorang ibu baginya. Meski ia bukalah ibu yang telah melahirkannya.

"Tenang nak. Pasti disana nak Atha bisa mengurus Carissa," ujar Mama Lia yang telah mengambil tempat duduk disamping Camelia.

Camelia mengangguk, tapi jauh didalam hatinya, Camelia merasa tidak tenang. Ia seakan ingin pergi menemuinya.

"Kalau begitu, mama dan papa keluar," ujar Mama Lia.

Tidak lama setelah kedua orang tua Camelia keluar dari kamarnya, video call yang tadinya sempat terputus, kini tersambung lagi. Menampilkan Carissa dengan mata sembabnya dan Atha yang senantiasa menenangkan anaknya.

"Carissa sudah ngga apa-apa, Cam," ujar Atha.

"Tapi ... tapi, lihat Carissa jadi kesakitan." Air mata yang coba ditahannya pun akhirnya lolos juga melewati pipinya.

Bukannya ikut simpati, Atha malah menampilkan wajah yang tersenyum lucu melihatnya menangis.

"Kenapa malah senyum?" lirih Camelia sambil menghapus jejak air matanya.

Camelia RahmaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang