42. Kebahagiaan singkat ini

240 20 3
                                    

Halo semua, terima kasih ya udah nungguin cerita ini update dan terima kasih kalian yang udah memberikan like/vote maupun komen 🤗🤗🤗

***


Sesampainya mereka dilapangan basket, Camelia tersenyum lebar melihat para remaja yang menggunakan lapangan basket ini sedang berlarian kesana kemari. Mencoba satu sama lain merebut bola yang dominan warna orange itu.

"Kenapa Cam?" tanya Abra yang melihat Camelia hanya diam saja.

"Ngga papa, jujur aja aku baru pertama kali datang kesini. Ternyata banyak orang yang hobi main basket juga."

"Iya, setiap minggu banyak orang yang datang kemari. Hanya untuk sekedar bersantai ataupun memanfaatkan fasilitas olahraga yang disediakan oleh pemerintah. Kalau sudah hari seperti ini, banyak orang yang akan datang kesini."

"Mengapa baru mengajakku sekarang!"

Abra tercengang dengan perkataan Camelia barusan. Ia tidak menyangka Camelia akan menyukai tempat ini. Tau begini, ia jauh-jauh hari sudah mengajak Camelia.

"Aku takut kamu menolak. Ayo, kita main di ring sebelah sana saja. Oh iya, kali ini apa taruhannya?" tanya Abra sebelum mereka memasuki lapangan basket.

"Kamu pilih sendiri, aku ngikut aja. Asal jangan yang aneh-aneh."

"Yakin nih, aku yang pilih?"

Camelia mengangguk. "Iya yakin. Cepat katakan. Sebelum aku berubah pikiran."

"Baiklah, siapapun yang menang, akan mentraktir makan siang selama tiga hari kedepan."

Camelia tertawa, "kamu modus ya," canda Camelia yang dianggap serius oleh Abra.

"Eh, ngga kok. Lumayanlah dapat makan siang gratis. Juga ngga perlu makan sendiri diruangan kantor."

"Baiklah aku setuju, belum tentu juga kamu menang! Jadi kita deal."

"Deal! Kamu bawa koin ngga, Cam?"

"Ngga. Gini aja, kalau cewek yang lewat gerbang itu berarti aku duluan yang menguasi bola. Begitupun sebaliknya. Gimana?"

"Aku setuju."

Tidak sampai semenit, akhirya ada seseorang yang melewati gerbang yang telah ditunjuk Camelia tadi. Melihatnya, Camelia merasa senang. Pasalnya, orang yang lewat gerbang itu adalah seorang wanita yang menandakan kalau Camelia lah yang pertama kali mengendalikan bola.

"Aku menang. Kemarikan bolanya," pinta Camelia.

Abra pun memberikan bola basket itu pada Camelia yang sudah menyodorkan tangannya ingin menerimanya.

"Kali ini gimana peraturannya?" tanya Camelia.

"Seperti yang biasa kita mainkan."

"Baiklah, kalau gitu. Siap-siap saja kalah," Camelia tersenyum tipis.

"Ok, mulai!"

Mereka berdua pun mulai bertanding basket. Perlahan, anak remaja yang semula bermain di ring sebelah, jadi menghentikan permainan mereka.  Para remaja itu memilih fokus pada pertandingan Abra dan Camelia yang begitu seru.

Bagaimana tidak, mereka baru pertama kali melihat seorang wanita dan berjilbab pula mampu beberapa kali memasukkan bola ke dalam ring. Meski permainan dari lawan tidak kalah menariknya.

Para remaja dan beberapa penonton pun kini membentuk sebuah kelompok untuk mendukung jagoan basket mereka masing-masing. Tentu saja pihak Abra mendapat banyak dukungan dari pihak wanita. Siapa juga yang tidak ingin mendukung Abra? Apalagi Abra kini semakin terlihat tampan dengan basahan keringat yang berkumpul di wajahnya.

Camelia RahmaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang