Hari telah berganti dengan minggu. Tiba harinya Camelia untuk meresmikan toko kuenya. Dengan mengundang beberapa teman baiknya semasa sma dan kehadiran kedua orang tuanya. Camelia sudah siap membuka tokonya itu. Acara kecil-kecillan pun diadakannya. Mulai dari menyiapkan brownies buatannya dan jus buah juga sebagai minumannya.
Semua berjalan lancar, ia pun pergi menghampiri sahabat baiknya hendak menanyakan respon mereka untuk browniesnya.
"Bagaimana brownies buatanku?" tanya Camelia antusias pada sahabatnya yang sempat hadir seperti Dilla dan Kanaya.
"Em ... rasanya mau nambah lagi alias enak," ucap Dilla.
"Enak kok Camelia, kamu ngga salah buka toko kue," komentar Kanaya
Camelia pun menanyakan hal yang sama pada mama dan papanya. Setelah menanyakannya dan puas dengan respon dari orang terdekatnya, Camelia bersiap pun membuka tokonya untuk layanan umum.
Tidak menunggu lama, seorang ibu beserta anaknya, terlihat keluar dari mobil dan menuju tokonya hendak membeli brownies.
"Brownisnya dua kotak, mbak," ucap Ibu itu.
"Ini bu, terima kasih telah berbelanja di toko brownies ini," ujar Camelia saat Ibu itu telah menerima pesanannya.
"Terima Kasih kembali," ucap ibu itu sebelum pergi.
Satu persatu pengunjung pun mendatangi toko brownies Camelia. Ada yang membeli, memesan sekalian banyak, ada juga yang hanya satu kotak. Walau ada yang membeli hanya satu kotak, ia tetap bersyukur karena dari satu kotak itu, seiring waktu bergilir, browniesnya akan semakin dikenal juga.
Camelia baru menutup tokonya pada sore hari saat browniesnya telah habis terjual dikarenakan banyaknya pembeli yang mampir ke tokonya.
Sesampainya dirumah, Camelia bergegas ke kamarnya membersihkan diri. Baru setelahnya, ia mengambil buku hariannya di laci meja. Dengan di temani secangkir coklat panas dan beberapa cemilan ringan lagi, Camelia memilih bersantai dan membaca diary-nya di beranda kamarnya untuk kesekian kalinya lagi.
Namun kali ini, sebelum membacanya, Camelia sempat menghirup udara sebanyak mungkin dan mengembuskannya lewat bibir secara perlahan. Karena dalam membaca diary nya kali ini, akan benar-benar menguras emosinya.
Ia pun mulai membukanya. Memperlihatkan tulisan rapih yang ia torehkan
Hari dimana perpisahan itu telah tiba, hari dimana Camelia pergi dari kehidupan Abra. Hari dimana Acara perpisahan sekolah diadakan setelah ujian nasional dan semua siswa dinyatakan lulus.
Dirumahnya, Camelia sedang bersiap-siap untuk pergi ke tempat acara perpisahan sekolah diadakan. Bukannya mempercantik diri karena hari perpisahan, Camelia malah berdandan ala kadarnya. Mengikuti gayanya yang belakangan. Tomboy, celana jeans robek-nya, baju kemeja putih dan tak lupa pula topi putihnya yang selalu menjadi favoritnya.
Yah, Gayanya sama saja dengan gaya yang biasa ia perlihatkan. Tidak ada yang spesial dihari ini. Bahkan semua temannya yang menghadiri acara itu, tampak anggun dari biasanya. Kecuali dirinya.
Sesampainya di sekolah, ia melihat Abra yang berada dipintu gedung yang dijadikan tempat perpisahan. Ia pun mengajak Abra masuk. Sesampainya didalam ia mengedip-ngedipkan matanya pada Abra.
"Ada apa? Pasti kalau gitu ada maunya," tebak Abra.
"Eem. Itu kamu tau. Ab, bagaimana penampilanku?" tanya Camelia seraya memutar dirinya untuk memperlihatkan penampilannya seraya mengedipkan matanya.
"Hahaha ... aduh Camelia, ini tuh hari perpisahan sekolah. Bukannya hari coboy. Kenapa kamu makainya kayak ginian lagi. Coba kamu lihat foto Delia, ini. Delia cantik bukan? Seharusnya kamu makainya kayak yang dia pakai. Ngga seperti ini. Kamu juga sih menyamakan hari-hari biasa sama hari kelulusan. Ini tuh sekali seumur hidup Camelia. Cobalah tampil secantik mungkin. Seumpama cari orang yang bisa membantumu ataupun pergi ke salon," ucap Abra tanpa sadar telah merubah kesenangan Camelia menjadi kesalahannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Camelia Rahma
SpiritualCamelia Rahma dan Abraham Fauzi, dua orang yang berbeda watak itu telah dipertemukan oleh takdir secara unik digerbang sekolah. Mereka dipertemukan saat masa orientasi siswa baru dimasa putih abu-abu. Karena keterlambatan, membuat awal pertemuan me...