DUA PULUH EMPAT

145 6 0
                                    

BALIKAN SAMA MANTAN
*

"Di.. " Wahyu mencoba menegur Diana yang diam di depannya.

Wahyu meraih tangan istrinya tanpa penolakan.

"Aku minta maaf sama kamu. " Ucapnya tulus.

"Kamu maafin aku kan? " Tanya Wahyu yang penasaran kenapa istrinya diam saja.

"Maaf buat apa ya, Mas? Bukannya selama ini aku yang salah? " Diana bertanya seakan menyindir.

Wahyu menunduk. Selama ini ia selalu mengalah istrinya.

"Aku minta maaf atas semua kesalahan aku, aku sering marah-marah sama kamu, gak dengerin kamu, ingkar janji sama kamu, aku minta maaf, Di! " Jelas Wahyu.

Diana diam.

"Rumah sepi gak ada kamu, aku kesepian gak ada kamu. " Sambung Wahyu.

Terakhir kali Wahyu bicara seperti itu saat Diana akan di operasi saat keguguran tahun lalu.

"Itu hanya sedikit dari yang aku rasakan ketika kamu gak ada di rumah. " Ketus Diana.

Kata-kata itu jelas menonjok di hati Wahyu.

"Aku minta maaf, Di. Pulang ke rumah, bantu aku jadi suami dan ayah yang baik, yang bertanggung jawab. Aku janji akan berusaha berubah untuk kamu, untuk Anna. "

Diana tidak menggubris.

"Rumah beneran sepi gak ada kamu, Di. Aku rindu kamu sambut aku sepulang kerja, kamu buatin kopi, kamu buatin sarapan, kamu jagain aku waktu sakit, kamu pijitin waktu pegel. Semua lenyap saat kamu pergi. " Bujuk Wahyu.

"Aku minta maaf udah nyakitin hati kamu berkali-kali, aku gak mau kamu kenapa-kenapa, cukup sekali aku kehilangan istri, aku gak mau kehilangan kamu. Itu alasan aku gak izinin kamu program bayi lagi."

Akhirnya Diana tau apa sebabnya.

"Aku sayang kamu, Di. Please pulang sama aku. " Bujuk Wahyu dengan lirih.

Entah sejak kapan Diana meneteskan air matanya. Ia terharu melihat suaminya memohon seperti ini. Sebenarnya, Wahyu mau menjemput ke sini saja ia sudah senang, namun yang terjadi di luar dugaan.

"Apa aku harus berlutut supaya kamu mau pulang? " Tanya Wahyu.

Mata Diana membulat. Benarkah Wahyu akan melakukan itu untuk dirinya?

Wahyu mulai jongkok perlahan untuk berlutut. Namun tangan Diana dengan segera mencegah suaminya untuk berlutut padanya. Ia rasa, ia tidak cukup pantas untuk di perlakuan seperti itu.

Setelah Wahyu berdiri tegak kembali, Diana segera memeluk suami yang sangat di rindukannya ini.

Tangisannya tumpah di dada bidang suaminya. Tangis bahagia tentunya.

Wahyu tidak menyangka Diana akan memeluknya. Itu artinya Diana sudah memaafkannya.

"Maafin aku, Di. Ayo pulang, kita mulai lagi semuanya. Bantu aku jadi orang yang lebih baik. Aku sayang kamu. " Racau Wahyu.

Diana mengangguk dalam pelukan.

Setelah puas berpelukan, Diana melepaskan pelukannya. Wahyu dengan segera menghapus air mata istrinya. Ia tah ia sudah banyak membuat istrinya menangis.

Tiba-tiba pundak Wahyu di tepuk dari belakang. Spontan, Wahyu menghadap ke belakang untuk melihat siapa yang melakukannya barusan.

"Bapak."

Orang tua Diana sudah ada di dekat mereka sekarang. Entah sejak kapan.

"Bapak senang kamu datang ke sini, kamu bertanggung jawab dan masih mau mempertahankan rumah tangga kalian. "

BALIKAN SAMA MANTAN Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang