DUA PULUH TIGA

157 6 0
                                    

BALIKAN SAMA MANTAN

***

"Eh pada mau ke mana ini?" Diro berpapasan dengan Anna dan Wahyu di depan pintu.

"Lo ngapain pagi-pagi udah sampe sini aja?" Sergas Anna.

"Ya ampun galak banget sih." Balas Diro.

"Kami mau pergi jemput Bundanya Anna." Wahyu menjawab pertanyaan Diro.

"Oyah? Ikut dong! " Diro terlihat sangat antusias.

"Gak!" -Anna.

"Boleh." -Wahyu.

"Ihh Papa.. " Rengek Anna yang tak setuju dengan ijin yang di berikan Wahyu pada Diro.

"Kenapa sih, Na kalo gue ikut? Lumayan tau, gue bisa gantiin Papa kalau capek nyetir. " Jelas Diro.

"Papa itu gak capek. " Balas Anna.

"Gak mungkin gak capek, Na. Gue gak bakal rusuh kok. Janji! " Ucap Diro.

"Gue bilang enggak ya enggak! " Tegas Anna.

"Udah ayok! Keburu siang. " Wahyu mengajak keduanya masuk.

Diro yang telah mendapat ijin itu segera menyesuaikan langkah dengan Wahyu dan mengambil alih kemudi.

Mereka sempat heran ketika Wahyu menyuruh untuk mendatangi rumah duka yang tempatnya sama sekali tidaj mereka kenal.

"Kita mau melayat tempat siapa, Pa? " Tanya Anna.

"Temen Papa yang kecelakaan semalam."

"Oh iya iya. "

Anna dan Diro mengekor kemana Wahyu pergi.

"Bosen ya, Na melayat tempat orang yang gak di kenal. " Bisik Diro.

"Iya, sama. " Balas Anna.

"Untung gue sayang sama lo. " Bisiknya lagi.

"Apa hubungannya? "

" Ya kalo enggak udah gue tinggal. "

Anna memutar bola matanya, malas menanggapi Diro lebih lanjut.

Setelah hampir satu jam berada di situ. Akhirnya Wahyu mengajak kedua remaja itu untuk melanjutkan perjalanan.

Diro, Anna dan calon mertuanya itu kembali membelah jalan.

Kali ini mereka berada dijalan yang sangat Anna hafal kemana tujuan ini.

"Kita mau kemana, Pa? " Anna bertanya untuk memastikan apakah yang ada di pikirannya benar.

"Jemput Bunda. " Jawab Wahyu yang duduk di depan.

"Dimana? "

"Di rumah Kakek. " Jawab Wahyu dengan tenang.

"Bunda di rumah Kakek? " Anna terkejut dengan jawaban Wahyu.

"Bisa jadi, selama ini kamu udah nyari kemana-mana gak ada, kemungkinan besar ada di rumah Kakek. " Jelas Wahyu.

Anna menepuk jidatnya. Kenapa selama ini ia tidak berfikir Bundanya ada di rumah kakek? Dangkal sekali.

"Tuh, Na. Bunda di rumah Kakek, bukan di kuburan. " Sahut Diro dari depan.

"Kamu nyari Bunda di kuburan, Na?" Tanya Wahyu seakan percaya dengan ucapan Diro.

"Ih enggak, Pa. Na kan ziarah ke makam Mama. " Jelas Anna.

Wahyu hanya mengangguk. Sejujurnya ia sedang mempersiapkan kata untuk merayu Diana nanti.

Sampai di tempatnya Anna langsung loncat keluar mobil. Benar-benar tak sabar ingin bertemu Diana.

BALIKAN SAMA MANTAN Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang