DUA PULUH LIMA

175 6 0
                                    

BALIKAN SAMA MANTAN

Mereka sudah di ambang pintu pagi ini. Orang tua Diana mengantar mereka ke depan sekaligus berpamitan.

Diana memeluk Bapak Ibunya yang sudah sabar menerimanya disini.

Kemudian Wahyu salim pada kedua mertuanya.

"Kamu jaga anak Bapak ya, Yu. Cucu Bapak juga. " Wahyu sudah mendapat petuah di pagi-pagi buta begini.

"InsyaAllah, Pak. " Jawab Wahyu dengan mantap.

"Kakek, Na pulang yaa.. " Pamit Anna dengan manjanya.

"Kamu baik-baik  di sana ya, Na. Belajar yang pande." Nasehat sang kakek.

"Iya kakek. "

"Nenekk.. " Kini Anna memeluk sang nenek yang terus ada di kursi roda.

"Nenek harus janji sama Na kalau nenek harus sehat, biar nenek bisa main ke rumah Na. " Ucap Anna.

"Iya, sayang. Makanya kamu cepet nikah biar nenek main ke sana." Jawab Nenek.

"Trus kalo Na gak nikah-nikah, nenek gak main ke sana dong? Na ngambek ih. " Anna memalingkan wajahnya.

"Becanda, sayang. Nanti kalau nenek sehat, nenek pasti main ke sana. " Ucap nenek membujuk cucunya.

"Bener ya, Nek? Na tunggu ya? " Anna kembali menatap neneknya.

"Iya, sayang. " Anna kembali memeluk kemudian berdiri.

Setelah Diro salim pada nenek dan kakek Anna, mereka segera meluncur untuk pulang.

Wahyu dan Diana ada di kursi depan, Wahyu melarang Diro untuk menyetir mobil, biarlah dirinya yang melakukannya.

Sepanjang jalan, tangan Wahyu tak lepas menggenggam tangan istrinya. Takut istrinya akan lari pergi meninggalkannya.

"Bunda tau gak, selama Bunda gak ada di rumah, yang masak itu Papa. " Anna membuka cerita.

"Loh kok Papa sih? " Tanya Diana.

"Iya, selama Bunda gak ada, Na ngambek sama Papa. Abisnya Papa selalu sibuk kerja kalau Na ajak cari Bunda. " Jelas Anna yang membuat Wahyu merasa bersalah.

Diana tersenyum masam.

"Tapi baru Papa rasain waktu Papa sakit, Bun. Na kan gak tau gimana caranya rawat orang sakit, gak tau obatnya apa, gak tau harus di masakin apa, untung Bi Atih datang bawak sayur sop. " Jelas Anna.

"Itu Bunda yang nyuruh. " Sahut Diana.

Wahyu dan Anna menatap Diana penuh tanya.

"Bunda baca pesan kamu, trus Bunda nyuruh Bi Atih buat masakin sayur sop buat kamu sama Papa. " Jelas Diana.

"Bunda serius? "

"Iya."

"Tuh, Pa. Lagi marah aja Bunda perhatian. Gimana kalau lagi baik. " Ucap Anna.

BALIKAN SAMA MANTAN Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang