Hidup di kota besar seperti Jakarta, bukanlah pekerjaan yang mudah. Banyak yang bilang, mimpi besarmu akan bisa terwujud jika kamu berada di kota besar. Ya. Mungkin, itu bisa terjadi pada sebagian orang yang tidak pernah lelah untuk berjuang dan berkorban. Tetapi, sebagian juga terseret arus dan malah menuju ke jalan yang salah.
Bagi Andra, hidup di kota besar seperti Jakarta dengan segala bentuk persaingan, justru menjadi berkah. Segala kesibukan mampu menepikan rasa rindunya pada mantan kekasihnya. Pekerjaan yang seolah tidak pernah habis, tekanan yang terus tertuju padanya, mampu menyingkirkan rasa sakit yang diam di hatinya. Dua puluh empat jam sehari nyaris tidak pernah cukup untuk menyelesaikan semua pekerjaan yang dibebankan padanya. Posisi barunya sebagai VP Credit Operation Division di Kantor Pusat memaksanya untuk terus memutar otaknya dan menyingkirkan perasaannya.
Seperti malam ini, dia masih duduk di mejanya meski jam yang melingkar di tangannya sudah menunjukkan pukul 10 malam. Masih banyak pekerjaan yang harus diselesaikannya meski ini adalah hari Jumat dimana semua orang ingin segera berakhir pekan bersama keluarga. Tetapi, kepalanya perlu diistirahatkan karena sudah mulai terasa pusing. Andra akhirnya memutuskan untuk mematikan komputernya dan mulai merapikan dokumen-dokumen di meja. Tangannya menyentuh tombol lampu di dinding sebelum melangkah keluar ruangannya. Karyawan lainnya sudah pulang sejak tadi dan Andra selalu menjadi orang terakhir yang meninggalkan kantor. Untung saja, dia sudah pindah ke apartemen baru yang letaknya cukup dekat dari kantor.
Mobil SUV hitam melesat meninggalkan halaman kantor. Meski sudah cukup malam, toh, jalanan masih cukup ramai. Andra menekan tombol music player dan langsung terdengar suara Scott Mc Kenzie menyanyikan lagu ‘San Fransisco’. Outdated, seperti yang Ale bilang dulu. Tapi itulah style-nya. Dia tidak pernah bosan mendengarkan lagu ini. Apalagi setelah lagu ini mengingatkannya pada kebersamaannya dengan Alessandra.
Meski dua tahun sudah berlalu, Andra masih tidak bisa melupakan Alessandra. Setiap kenangan yang pernah terjadi dulu masih melekat di ingatannya. Hatinya pun masih berdebar setiap kali melihat Ale. Ya, Andra memang masih sering menemui Ale, tetapi hanya untuk melihatnya dari jauh. Dia tidak memiliki keberanian untuk menghancurkan kebahagiaan yang sudah Ale bangun setelah perpisahan mereka.
Satu bulan setelah perpisahan di stasiun dua tahun yang lalu, Andra kembali lagi ke Jogjakarta. Dia khawatir dengan keadaan Ale karena saat di stasiun siang itu Ale tampak tidak baik-baik saja. Namun, kekhawatiran Andra tidak terbukti. Ale justru tampak baik-baik saja dan tersenyum seperti biasa saat Andra melihatnya dari jauh. Sore itu, Andra bisa melihat bibir Ale yang tersenyum lebar saat bersama Bara. Matanya berbinar seperti dulu. Dia sama sekali tidak tampak bersedih. Ale benar-benar menepati janjinya yang diucapkan di Abhayagiri dua tahun lalu.
Malam itu, Andra memilih pergi dari restoran setelah Ale meninggalkannya lebih dulu. Namun, saat mendekati tempat dia memarkirkan mobil, dia justru melihat Ale yang berdiri terpaku di dekat mobilnya. Bahunya berguncang. Andra yakin, Ale pasti sedang menangis, sehingga dia memutuskan untuk mendekatinya. Dia meraih tangan Ale dan mengajaknya masuk ke dalam mobil.
“Kenapa kamu menangis di sana?” tanya Andra saat tangis Ale mulai reda.
“Aku tidak tahu kenapa kakiku justru membawaku ke mobilmu. Aku menangis saat menyadari kalau tubuhku pun bahkan sudah terbiasa denganmu.”
“Apakah kamu ingin melanjutkan hubungan kita? Aku akan menemuimu dua minggu atau sebulan sekali.” Andra mengatakannya dengan lembut dan hampir menyentuh tangan Ale, namun dia lebih dulu menarik tangannya. Ale sedang menjaga jarak darinya.
“Tidak, Ndra. Kamu tahu, kan, masalah di antara kita tidak hanya tentang jarak?”
“Lalu harus bagaimana?”
KAMU SEDANG MEMBACA
A Thousand Nights With You
RomanceSetiap manusia pasti pernah merasakan patah hati. Mengalami episode terburuk di dalam hidupnya. Ditinggalkan, putus cinta, dipaksa berpisah atau tidak bisa mendapatkan apa yang diinginkan. Fase paling penting setelah mengalaminya adalah bagaimana ca...