Hari 1, Kita dan Perahu Kecil

506 63 56
                                    

Setibanya di salah satu dermaga tersepi di kota, sosok itu tengah membelakangiku. Duduk di tepi sembari menjuntaikan tungkainya ke air laut, ditemani perahu kecil yang masih tertali di cagak.

Kutepuk pelan bahu kirinya, "lama menungguku?"

Ia menoleh, wajahnya seolah berkata rupanya kamu.

"Belum, aku baru saja tiba. " Ia menggeser duduknya, "silakan."

"Kemana saja kamu kemarin-kemarin?" Kami hanya berjarak tidak lebih dari sepanjang lengan.

Rambutnya bergerak pelan, tersiur angin yang pada saat itu menyampaikan romantisme. Kamu masih setampan dulu, bila boleh aku akui.

"Tidak banyak, mengitari hal yang sama." Kuharap aku tidak perlu menjelaskan sosok itu.

"Bagaimana dengan kamu? Menemukan sesuatu yang menarik? "

Sumringah, bahkan kelopak matamu menyabit karena gelora bahagiamu yang membuncah.

"Aku melakukan perjalanan cukup panjang." Dari pancaran itu, cukup dimengerti kamu bisa tanpa aku. Rupanya selama ini, aku terlalu berekspektasi tinggi, ya?

"Sepertinya menyenangkan bisa menikmati kelanamu sendiri."

Yang kudengar sebuah kekehan. Sebelum kalimat lain membuatku membeku.

"Ya, sepertinya begitu." Hatiku mencelos.

"Tapi tidak pernah selengkap ketika aku bersama kamu," sambungmu.

Ada yang masih sama sedari dulu. Saat itu, sekarang, sepertinya sampai nanti juga, kamu tetap sulit untuk aku mengerti.

Jarak terkikis, aku bersandar di bahumu. Sepertinya angin sukses membuat kamu kembali pada aku.


Haihai!^^
Selamat tiba di "Muara"!
Cukup panjang ya, bagaimana permulaannya? Aku harap kalian suka dan bisa kasih pendapat kalian.
Yuk dukung aku dengan vote, comment, dan share ke teman-teman yang lain. Follow akunku jika berkenan – gak pelit follback kok hihii

Keep in touch dan tetap ikuti sebulan bersama Muara 💙

KLM #3: Muara | ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang