Hari Terakhir.

221 41 40
                                    

Hai, selamat datang di sambutanku yang terakhir!

Untuk kamu yang menuntaskan Muara hingga tiba di sini, terima kasih banyak ya!^^
Aku yakin jika tanpa kalian, Muara tidak akan sampai ke titik ini.

Muara, seri penutup dari KLM Series,  menurutku adalah antologi dengan proses yang paling aku nikmati. Mulai dari diksi sampai arti yang berusaha aku sampaikan, sering kali menggunakan apa yang benar-benar aku rasakan. Mungkin menurut kalian berlebihan, tapi tidak kok.

Fakta menarik seputar antologi KLM
• Muara adalah buku pertama yang aku dapatkan idenya bahkan jauh sebelum Kelana dan Lintang –meski urutannya ia menjadi buku ketiga hihii.
• Muara pertama kali lahir karena aku mendengar lagu Jepang, Aimer-Polaris
• Awalnya, serial puisi ini hanya dibagi dua (Kelana dan Muara) tapi aku akhirnya menuliskan Lintang karna aku rasa dia punya mood puisi tersendiri.
• KLM Series punya tema yang seragam, loh: perjalanan liburan. Kelana dengan sepeda dan kesederhanaannya, Lintang yang lebih seperti tour dan penjelajahan, serta Muara dengan pelayaran/perjalanan perairannya.
• KLM Series: Kelana, Lintang, Muara selesai ditulis dalam tahun yang sama loh, 2020

Terlepas dari itu, KLM Series secara keseluruhan adalah sebuah dedikasi. Akhirnya bisa aku rangkai dan bagikan ke kalian.

Jangan sungkan mampir lagi, ya? Muara selalu bisa jadi alternatif dari apa yang kalian rasakan :)

Terima kasih sekali lagi
Tunggu karyaku selanjutnya, ya!

—salam, ti.

KLM #3: Muara | ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang