Hari 21, Menambatkan Sambat

202 37 24
                                    

Dalam diri tersenyum –
setelah sekian lama layu-kuyup-sayu.
Tak perlu sampai mengenal sambat kemarin.
Mengucap salam sederhana

"selamat tinggal," kataku.

Biarlah dia yang dulu berlalu. Silakan tertambat dan mengabdi dengan pemiliknya yang lama.

Aku tidak akan kembali ke sana.
Aku akan bertanggung jawab atas hatiku, atas rasa, atas segala risiko yang akan menghampiri di tengah debur yang tidak dapat kuterka.

Kamu– aku biarkan kamu yang memegang kemudi.

"Aku di sini," katamu.

Terserah, bahkan ketika perahu kita berhenti di bawah purnama,
di atas air yang sudah tidak lagi bergelora,
di tengah kehampaan dengan hawa malam,
aku ingin tetap berada di perahu yang sama dengan kamu.

Selama bersama kamu,
aku yakin tidak mengapa.
Kamu– semoga siap bertahan sejauh itu.

KLM #3: Muara | ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang