Kala Puan hampir jenuh karena maraknya prediksi orang lain yang simpang siur,
Puan merangkul, berkata untuk teguh hati.
Lintasnya Puan betah hanyut dalam lamunan rasa yang Puan buat sendiri.Pelayaran yang melelahkan,
meski Puan akui ini menyenangkan.Tuan katakan, "sudah sampai."
"Mari lekas pulang. Kali ini Puan telah siap, Tuan." Puan menjawab.
Karena Tuan, Puan buka mata,
rasa Puan tidak bimbang lagi.Puan yakin tiba di muara yang seharusnya,
di mana hanya ada Puan dan Tuan seorang.
Biar hanya berdua, Puan tidak akan mengenal sepi selama Tuan tetap mencintai Puan.Masih, dan akan selalu seperti ini.
Hingga akhirpun, selama Tuan memilih menetap, cari saja Puan.
Puan tidak akan pergi sendirian jauh-jauh.
Puan merindu kisah-kisah lain dengan Tuan.Puan milik Tuan – Tuan milik Puan.
Ya, pada akhirnya adalah kita,
masih seperti mulanya kisah ini.Haihaii👐
Tiba di akhir Muara!
Terima kasih sudah setia menemani perjalanan buku ini. Kalian terbaik!KLM#3: Muara, aku pamit dulu ya
—Bertemu di kisah lain yang sama menyenangkan dengan Muara💙✨
KAMU SEDANG MEMBACA
KLM #3: Muara | ✔
PoetryMUARA (n.) Tempat berakhirnya aliran sungai di laut, danau, atau sungai lain. Kita, dengan segelintir rasa ragu, kembali mempertemukan dua hati yang sempat saling tak acuh. "Terima kasih sudah kembali." Kamu membimbing aku duduk bersisian. Menatap t...