Bulan menaikturunkan air laut,
mengombang-ambingkan sekoci yang tak ingat lagi arah berlabuhnya,
meninabobokan tubuh lemahku yang terbaring butuh istirahat karena lelah mengevakuasi hati.Sirna, fana, kotak-kotak pikirku sejak jauhari berkelana.
Benak yang terdistraksi karena pernyataan cinta tanpa aksi,
segudang tanya membersitkan nestapa.
Ditemani bintang yang tanggal dari angkasa,
kepala kecil yang riuh akan gelisah.
Mendesah sendiri, bak ingin pecah!Kulit merinding atas andai-andai yang mengubur diri di dalam tempurung.
Meniti derai yang keburu lolos, mencemaskan perkara sahutmu,mengapa rasamu tak kunjung kamu bagi denganku, Tuanku?
Kamu itu Tuanku yang sama, bukan?
KAMU SEDANG MEMBACA
KLM #3: Muara | ✔
PoetryMUARA (n.) Tempat berakhirnya aliran sungai di laut, danau, atau sungai lain. Kita, dengan segelintir rasa ragu, kembali mempertemukan dua hati yang sempat saling tak acuh. "Terima kasih sudah kembali." Kamu membimbing aku duduk bersisian. Menatap t...