Aku setiap hari melipat perahu kertas.
Menuliskan soal resolusi percintaan,
berharap tidak sial untuk ke sekian kali.Lalu kamu, dengan perahu sungguhan,
mencari harap yang pernah aku titipkan,
melihatnya tumbuh, berdua, tersenyum untuk ke sekian kali.Hingga kabut yang baru kita lewati
merebut kamu dari pandangku.
Bukan sesuatu yang fantastis,
tapi cukup untuk membuat aku patah lagi untuk ke sekian kali.Aku jadi serapuh perahu kertas.
Aku melihat hati-hati yang retak itu melaju, dari perahu yang tidak bisa melanjutkan perjalanannya, untuk ke sekian kali.Isi kepala yang dibawanya kusut,
bentuk perahu kertas yang semrawut,
ditinggal tenggelam oleh perahu yang lain,
dia satu-satunya yang menembus dingin hingga ke sekian kali.Tertinggal seonggok kayu di lautan lepas,
selembar perahu kertas yang mulai bocor,
aku, serta cinta yang tak pernah selaras walau sudah mencoba ke sekian kali.
KAMU SEDANG MEMBACA
KLM #3: Muara | ✔
PoetryMUARA (n.) Tempat berakhirnya aliran sungai di laut, danau, atau sungai lain. Kita, dengan segelintir rasa ragu, kembali mempertemukan dua hati yang sempat saling tak acuh. "Terima kasih sudah kembali." Kamu membimbing aku duduk bersisian. Menatap t...