Hari 8, Merana di Ranah Tertentu

204 40 31
                                    

Dari: Aku
Pada: Kamu
Perihal: Kita

Aku bukan pertama menulis tentang kita.
Sebenarnya sendiri ku sudah jera,
pesan-pesanku tak kunjung pula kamu balas.

Sedikit ragu, beribu sendu.
Aku perlahan mundur dihadang luka.
Diseret dan terseok-seok mengikutimu,
berbalas tedensimu untuk tidak acuh
seolah aku ini tidak pernah ada.

Yang aku inginkan untuk kamu dengar
hanya teriak kecilku
(tapi tak kamu izinkan barang sekali.)
Yang terdengar hanya milikku
(dan kamu tetap tidak sudi menjemput.)

Tertanda; setelah lama merana,
aku yang tidak pernah terkenang.

KLM #3: Muara | ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang