Hubungan yang rasanya tak pernah sampai, apalagi dengan aku yang merepotkan. Kamu pintaku mengungsi ke hati lain untuk sementara waktu.
Kamu egois.
Bujukmu agar aku menunggu kamu
yang bahkan rasanya tak aku mengerti.
Rasamu palsu, cerita kita pun [setidaknya
untukku yang terlanjur seperti ini,] semu.
Lalu sesukamu pulang lagi, menanyakan kesetiaan, sementara kamu tidak pernah setia.Dilema, aku tidak tahu harus tersenyum atau menangis.
Kamu, sudah jadi separuh lebih rutinitas yang aku cintai.
Tak ingin ingkar, aku sebenarnya masih ingin terus mencintaimu [masih menyayangkan kita yang sepenuhnya tidak utuh].
Hati menahanku untuk memaafkan
tapi maaf, terlambat bagiku.Dulu kamu sebut hanya jeda, tapi maaf, aku telah tak sanggup melanjutkan aku dan kamu yang tertunda.
Kini tidak akan ada lagi satu puisi pun tentang kita.
KAMU SEDANG MEMBACA
KLM #3: Muara | ✔
PoetryMUARA (n.) Tempat berakhirnya aliran sungai di laut, danau, atau sungai lain. Kita, dengan segelintir rasa ragu, kembali mempertemukan dua hati yang sempat saling tak acuh. "Terima kasih sudah kembali." Kamu membimbing aku duduk bersisian. Menatap t...