Lembar-lembar gelombang melasak,
marah entah sebab apa gerangan.
Tiup nyiur tak pula memanjakan,
malah sengaja berpesta atas deritaku,
seratus delapan puluh derajat dari yang katanya ingin mengajakku bersahabat."Sekejap kedip-kedip mata, perahu ini ringan.
Tidak ada siapa-siapa selain aku, diriku ini."Dia sangat dekat, tapi juga sangat jauh.
Di sanubari tumbuh, di raga tidak.
Kucari di seluk beluk lautan, mana ada.
Ternyata memang hanya sampai menetap di hati, bukan untuk sehidup semati."Sisalah aku, menggemakan isi hati yang kupercaya penting untukmu, kamuku."
Nyaris aku terjatuh, jangan harap aku lengah lagi. Perjuanganku milikmu. Demi kamu.
_____________________________________________
Lasak: tidak bisa diam; selalu bergerak
KAMU SEDANG MEMBACA
KLM #3: Muara | ✔
PoesíaMUARA (n.) Tempat berakhirnya aliran sungai di laut, danau, atau sungai lain. Kita, dengan segelintir rasa ragu, kembali mempertemukan dua hati yang sempat saling tak acuh. "Terima kasih sudah kembali." Kamu membimbing aku duduk bersisian. Menatap t...