7. Membawanya

4.7K 279 4
                                    

Rayna menampar wajah mulus Aldi dan berbunyi sangat nyaring sekali. Sampai ada luka lebam di pipinya,

“Heh... Kamu kok tampar bos saya, kamu mau dapet hukuman dari bos saya?” Ucap Ronald dengan mendelik tajam ke Rayna dan Aldi menatap wajah Rayna yang begitu ketakutan.

“Saya tidak pernah untuk main tangan, tetapi kamu apa? Main tangan ya, saya tidak ingin ribut sama kamu. Tapi yang mulai duluan kamu,” Aldi mengelap darah yang mengucur di sudut bibirnya dengan sapu tangan miliknya.

“Bawa anak saya ke dalam mobil dan kamu bawa perempuan ini ke mobil lain.” Dengan begitu Ronald dan Anthony bersiap untuk membawa Rayna. Rayna menolak keras dan berusaha mengelabuhi Ronald dan Anthony. Aldi masih mengelap darahnya dan dibantu oleh Pak Yuda berjalan.

Rayna berhasil mengelabuhi Ronald dan Anthony, tetapi pada saat di luar telah ada penjagaan yang ketat dan Rayna di bawa paksa oleh anak buahnya Anthony.

“Oke, kamu nggak boleh kemana-mana! Jadi, jangan harap kamu bebas begitu saja!” Peringat Ronald dan membekap mulut Rayna dengan sarung tangan yang sudah di kasih obat tidur. Mulailah mata Rayna remang-remang dan terjatuh di tangan Ronald. Pengawal segera membopong tubuh Rayna ke mobil.

Dalam perjalanan ternyata Rayna sudah bangun dan meminta untuk memberhentikan mobil ini.

“Kalau kalian nggak berhenti, saya teriak ini... Tolong-tolong,” Ternyata mobilnya sudah dilengkapi alat yang sungguh canggih dan modern.

Ronald mengeluarkan pistolnya dan mengarahkan di kepala Rayna. Di samping Rayna adalah Ronald dan Roni. Roni di suruh untuk mengikat kaki dan tangan Rayna.

“Kalau kamu teriak, maka pelatuk ini akan melesat di kepalamu.” Rayna sungguh ketakutan dan tetap berusaha berontak. Benar saja Rayna di siksa oleh Ronald.

“Heh kamu bisa diam tidak! Jangan sekali lagi mulutmu berbicara! Saya tidak segan-segan untuk menyiksamu nantinya,” Ucap Ronald dengan membekap mulut Rayna dengan sapu tangan.

Sampailah di rumah mewah dan megah. Rayna terkesima dengan rumahnya, pantas saja pengawal dan anak buahnya banyak.

“Kalian suruh bawa ini perempuan di kamar utama, katanya Tuan Aldi.” Ucap Anthony dengan masuk dan Rayna di bawa paksa ke kamar utama.

“Kamu duduk diam saja dan jangan mulut bicara sendiri. Saya aja pusing liat kamu ngedumel nggak jelas,” Ronald dan Roni melepaskan ikatannya. Rayna dengan legowo akhirnya bisa lepas dari ikatan tersebut. Dia berusaha mencari jalan keluarnya.

“Jangan sekali-kali lu bisa keluar dari rumah ini! Tanpa seizin Tuan Aldi, mengerti?” Ucap dingin Ronald dengan mengunci pintu kamar tersebut.

***

Aldi di ruang tengah, dia sedang di obati lukanya oleh dokter pribadinya.

“Maaf Tuan, saya permisi dulu kalau begitu. Luka besok juga udah kering itu Tuan,” Aldi pun mengangguk dan dokter tersebut pergi.

“Iya kalian udah bawa perempuan tadi, saya nanti nyusul. Saya mau bersih-bersih dulu sambil lihat anak saya. Kalian lanjutkan pekerjaannya masing-masing!” Ucap Aldi dan pengawal membubarkan diri masing-masing.

Aldi menaiki tangga, sambil melangkah gontai. Ternyata anaknya sedang di bawa oleh babysitternya dan Aldi menghampiri Vino.

“Bagaimana udah tidak menangis lagi? Saya mau gendong anak saya dulu, kalian boleh ke dapur. Atau kegiatan lainnya, nanti saya panggil kalian kalau ada apa-apa.” Ucap Aldi dengan mengendong Vino, Aldi mengelus kepala Vino.

“Papah tidak pernah memerhatikan kamu nak, sampai papah belum mencium dan mengelus kepala mu kecuali kamu keluar dari perut mamamu waktu itu.” Aldi meneteskan air matanya karena tidak kuat untuk menahan semuanya.

*Bersambung*

Vote dan komen yang positif ya man teman....

Terima kasih....

Anakku Anak Dari Suamiku |TAMAT|Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang