Rayna Amaira Dina adalah seorang karyawan di perusahaan A. P. Rayna, perempuan itu bekerja di bagian marketing. Rayna ini perempuan yang masih berstatus perawan, tiap kali di sini selalu dikedipi mata oleh karyawan yang bekerja di perusahaannya.
Masa umur segitu belum punya pacar, kata-kata mereka yang selalu menghantui Rayna.
Bekerja di sini alangkah baiknya cuman dapat gaji dan bisa menabung ke depannya dengan gajinya itu, ia bisa makan dan hidup mandiri.
Saat ini mata Rayna tak berkedip menatap layar komputer, karena pekerjaannya yang menumpuk belum ia selesaikan.
"Ray, kamu udah selesai apa belum? Yuk, kita ke kantin udah waktunya jam istirahat lho!" Ajak temannya Rayna yang satu manejemen yaitu bagian marketing.
"Iya, bentar ini nanggung tinggal sedikit lagi." Jawab Rayna yang masih saja fokus dengan komputer dan berkasnya.
"Ya, udah kalau begitu. Aku laper udahan. Aku duluan ya, byebye." Temannya Rayna bernama Dila itu meninggalkan Rayna.
"Ehm, kamu nggak istirahat?" Tanya manager bagian marketing bernama Johan, yang berjalan dihadapannya sekarang ini. Rayna mendongakkan kepalanya, menatap Johan sekilas.
"Eh, ada pak johan. Lagi nanggung pak soalnya ini nanti kalau di lanjutkan lagi nanti, ngga kelar-kelar. Pak,"Ucap Rayna yang masih tetap fokus terhadap komputernya dan pak Johan pun mendesis.
"Oke, kamu mau saya pecat, Ha? Kamu itu udah pagi ke kantor terlambat dan kamu melewatkan jam istirahat kamu. Saya, ngga mau tanggungjawab lho, kalau kamu sakit. Kantor udah memberikan waktu untuk istirahat sekitar satu jam kan, la kamu sia-siakan begitu saja." Ucap Johan yang begitu panjang kali lebar.
"Aduh ini kalau bukan manager di sini. Udah aku omel-omelin sampe panjang nanti bakalan urusannya panjang kagak kelar kalau sama saya. Udah ah malas sekali ngeladenin ini orang." Ucap Rayna di dalam hati dengan begitu pak Johan menatap Rayna lamat-lamat, mengamati wajah Rayna.
"Kamu mau ghibahin saya di dalam hati kamu, ya. Saya di sini atasan kamu lho." Ucap Pak Johan dengan mendeliki Rayna.
"Iya Pak. Maaf kalau begitu saya ke kantin dulu ya, Pak." Jawab Rayna dan ia melangkah pergi, kabur sebelum menerima kata-kata mutiara dari pak Johan sebagai manager.
"Astaga, itu anak ngga tau sopan santun. Apa gimana gitu? Hah, udah ah males juga ngeladenin itu anak. Palingan juga nanti bakalan sama." Gerutu pak Johan, dan benar saja di belakangnya, tetap pak Johan memberikan ultimatum. Pak Johan beranjak dari sana, karena tidak ada siapa-siapa yang akan diberikan kata ceramahannya.
******
Aldiano Akmal Pramudana adalah seorang CEO perusahaan D tempat Rayna bekerja.
Aldi bertemu dengan client dan Aldi sedang menjelaskan beberapa hal untuk proyek yang dia bangun.
Ada suara handphone berbunyi dan membuat Aldi memberhentikan meetingnya. Aldi mengangkat telponnya
"Ada apa?" Tanya Aldi kepada pengurus bayinya yang di rumah
"Saya ingin memberitahukan Tuan, kalau aden Vino hilang. Tuan," Ucap pengurus Vino. Anak dari Aldi dan istrinya yang sudah meninggal saat melahirkan babby Vino.
"Apa? Memang kamu itu nggak becus jaga anak satu saja! Kerjaan kamu itu tidur terus, sampai nggak sadar kalau anak saya hilang." Aldi memarahi, tampak pias dari raut wajahnya. Dengan begitu Aldi menutup sambungan teleponnya dan menuju ke meja yang buat meetingnya tadi.
"Maaf meeting tidak bisa di lanjutkan dan kamu Fahri. Kamu pulang ke kantor untuk meng-handle semua pekerjaan saya karena anak saya di rumah hilang. Jadi, sekali lagi saya minta maaf." Ucap Aldi dengan melangkah pergi, terburu-buru ke bawah.
Karena ini lantai atas, jadinya ia harus menaikki lift, sampai parkiran, ia memasukki mobil dan mengendarai mobilnya dengan cepat. Masa bodoh kalau orang-orang mengumpatnya karena ia mengendarai dengan ugal-ugalan.
Client tersebut harus bagaimana lagi? Ada masalah dan harus di selesaikan juga. Fahri adalah tangan kanan Aldi jika di kantor dan Fahri pun menuju ke kantor untuk meng-handle pekerjaan CEO-nya.
***
Sampailah di rumah yang menjulang tinggi dan megah tersebut. Aldi masuk ke rumah dan mencari pengurus babby Vino.
Semua orang sudah berkumpul di ruang tamu, pengawal maupun pembantu di rumah ini. Dengan menundukkan kepalanya, tatkala majikannya melangkah menuju ke ruang tamu.
"Astrid, kamu itu selalu bikin masalah yang tidak-tidak. Kamu itu ngga becus menjaga anak saya. Kamu juga udah saya percayai untuk menjaga Vino. Tetapi nyatanya tidak." Murka Aldi dengan mata tajam, penuh kemarahan dan membanting guci yang ada di meja. Sasarannya ya yang ada di dekatnya, makanya mereka tidak ada yang berani membantah hanya diam.
Mereka telah dikunci oleh kata-kata pedas yang dilontarkan majikannya
Membuat Astrid yang ada di sana, pengurus Vino itu menundukkan kepala dan dengan badan gemeteran.
Tadi, ia sempat duduk di atas soffa dan sekarang meringkuk ke bawah untuk meminta pengampunan kepada majikannya.
"Hah. Semuanya harus mencari Vino. Kalau tidak ketemu, kalian kalau tidak menemukan Vino dalam satu jam. Jangan sampai kalian menampakkan wajah kalian, jika belum ketemu! Silahkan angkat kaki dari rumah ini dan kamu tidak saya kasih gaji dalam bulan ini kepada kamu!" Teriak Aldi dengan keras, tanpa mengidahkan tatapannya.
Sementara Astrid yang habis dengan ultimatum Aldi tampak menangis, karena ia sudah mengabdi beberapa tahun dengan Aldi.
Memangnya bisa dalam kurun satu jam menemukan Vino?
"Mbak, jangan menangis! Kalau mbak tetap menangis, kapan aden Vino akan di temukan dalam kurun waktu satu jam mbak?" Ucap Bi Aseh sambil menenangkan Astrid, mengusap bahu Astrid.
Mereka yang ada di rumah semuanya kena imbasnya masing-masing, dan mencari keberadaan anak kecil, yaitu anak dari majikan mereka.
*Bersambung*
Jangan lupa like, komen, dan vote. Terima kasih sudah mampir...Wkwk kalau typo boleh ya, dikomen😌. Mau ku revisi, biar nangkep saja ceritanya. Kurang nggak?
Coba komen ya? 🤣
Boleh sekalian mampir ke Vino ya ada di sebelahnya orang tuanya ini😁.
Sama satu lagi mau promosikan cerita di Fizzo monggo mampir ☺.
Surat Untukmu 1&2
Cuman promosi 🤪
KAMU SEDANG MEMBACA
Anakku Anak Dari Suamiku |TAMAT|
RomanceRayna Amaira Dina adalah seorang karyawan yang menemukan bayi di toilet tempat dia kerja dan bayi tersebut menangis di dalam kardus. Panggilannya Rayna. "Kok perasaanku ada seseorang bayi yang menangis kencang, ya." Rayna pun masuk ke dalam toilet...