22. Salah Masuk Kamar

2.3K 120 0
                                    

Happy Reading

Rayna berjalan keluar dan melangkah ke taman untuk membuang jenuh sama bosannya.

"Maaf Non, kata Tuan, Nona harus mengurus Aden Vino. Tuan mau berangkat ke Jepang non, makanya harus ada yang jaga." Ucap mbak Ros, Rayna mengangguk dan melangkah masuk ke dalam lagi.

"Dimana kamarnya?"

"Itu di sebelah kamar Tuan Aldi, mari saya antarkan!"

Mbak Ros mengantarkan Rayna, sampailah di sana Rayna masuk ke dalam kamar dan kamarnya luas sekali.

"Ini kamarnya mbak. Luas sekali, terus nggak sempit lagi. Ah enak tidur di sini kali ya." Rayna duduk di atas lantai dengan gulung-gulung seperti anak kecil. Melebihi anak kecil, Mbak Ros tertawa di dalam hatinya sampai tidak bisa menahan tawanya.

"Ah, kalau begitu aku pindah kesini aja kamarnya daripada di kamar itu."

"Maaf nona, nona mandikan dulu Aden Vino-nya ya. Saya mau buatkan makanan dulu, soalnya tadi Aden main di kolam renang." Rayna bangun dan terkejut, takut Vino kenapa-napa.

"Eh mbak ada yang jaga?"

"Ada kok nona, non yang kesana aja. Saya mau ke dapur dulu nona." Mbak Ros sudah pergi dari pandangan Rayna.

Rayna pun melangkah ke kolam renang, disana ada pelayan yang menjaga Vino.

"Maaf mbak, boleh saya pegang?" Pelayan itu mengangguk dan Rayna mengambil alih, mendekati Vino.

Rayna mengisyaratkan untuk pergi dari sini, pelayan menuruti dan segera pergi.

"Hai apa kabar anak bunda?" Vino terkejut dan menangis dengan keras, membuat Rayna sigap dengan keadaan seperti ini.

"Eh anak bunda kok nangis, kenapa? Udahlah anak laki-laki masa nangis. Jadi, jagoan kayak Papah kamu itu. Jagoan apanya, yang ada tambah pening sama bikin rungsing. " Di akhir kata Rayna mengecilkan suaranya dan menimang-nimang Vino yang sudah basah kuyup.

Akhirnya Vino terdiam, karena Rayna mengambil mainan untuk Vino.

"Jangan nangis ya sayang! Anak bunda nggak boleh nangis pokoknya, masa nanti kalau punya pacar terus di putusin gimana?"

"Aduh salah ngomong lagi." Rayna menyadari dan mengalihkan yang lainnya, tetapi malah Vino tertawa dengan perkataan Rayna tadi.

"Kayaknya ini bocah emang udah ngerti artinya pacaran ya. Janganlah nanti jadi playboy, dikit-dikit mutusin pacarnya! Bisa nanti orang tua yang di suruh tanggung jawab." Gumam Rayna dengan memainkan air dan melamun.

"Yaudah yuk! Dari tadi udah main terus, sekarang kita mandi setelah mandi kita makan. Mbak... Mbak," Rayna menggendong tubuh Vino dan pelayan tadi menunjukkan wajahnya, mengambil tubuh Vino dari gendongan Rayna.

"Mbak mandikan dulu Vino-nya, saya mau ambil beberapa pakaian dulu untuk Vino. Pakaiannya ada dimana?"
Sebenarnya tadi yang harus memandikan Vino siapa? Malah di suruh orang lain buat ngurus Vino.
Pelayan menyanggupinya daripada di pecat nantinya.

"Di kamar sebelah Nona." Jawab Pelayan itu dengan mencopot celana pendek Vino.

Rayna melangkah ke kamar sebelah, yang mana ini kamarnya?

"Kamarnya yang mana ya? Itu paling ya, masa yang ini." Rayna memilih pintu kamar sebelah kanan kamar Vino, karena kamar Vino ada di tengah-tengah, jadinya di himpit oleh dua kamar.

Rayna membuka kamarnya dan harum aroma dari ruangan ini yaitu aroma peppermint, menyerbak saat di buka kamarnya.

"What? Kamar siapa? Kok wanginya, weuuuhh... Segernya pingin ku cium-cium nih, aduh..." Rayna melangkah beberapa jangkah dan di sana ada seorang laki-laki yang duduk di kursinya dengan handphone yang menempel di telinganya.

"Aduh, kamar siapa ini? Kenapa jantungku serasa mau copot dari organnya ya?" Laki-laki itu memutar arah dan Rayna pingsan seketika karena saking terkejutnya dengan Aldi.

"Kenapa dia bisa masuk?" Aldi berdiri dan melangkah, mendekati Rayna.

"Jangan Aldi! Kamu jangan lakukan itu! Kamu masih ingat janjimu." Kata-kata yang selalu membisikinya dan Rayna bangun dari pingsannya.

"Ehm, udah sadar?" Aldi berdiri kembali dan kembali ke tempat duduknya.

"Ma-af tadi saya nggak tau Pak. Soalnya saya ke kamar Vino, saya mau ambil pakaiannya Vino pak." Aldi menggebrak meja dan Rayna terkejut.

"Kamu itu kalau mau apa-apa, tinggal tanya, jangan kayak orang bisu!" Rayna marah, tentu dia marah. Kenapa?

Karena dia di katakan bisu. Apa itu semua yang di katakan Aldi benar juga? Nggak benar...

"Kamu ini Pak, saya ini mencoba untuk mengurus anak bapak. Kenapa bapak marah sama saya? Saya juga nggak tau letak denah lokasi rumah bapak, udah bersyukur di urusin anaknya, tapi bapaknya nggak becus. Malu tau pak, jangan mentang-mentang ini rumah bapak! Seenaknya marah-marah."
Rayna marah-marah, dia juga nggak terima kalau di tindas dan di jadikan istri pembantu saja.

"Ooo jadi, kamu mau nantang saya. Jangan harap kamu balik ke sini lagi! Sekalian aja buat makan smurfy biar kenyang sampai tiga tahun."

"Siapa Sufri itu?"

"Emang siapa Sufri itu? Saya aja nggak akan takut, kalau sama-samanya orang. Dia makan nasi terus minumnya pasti air. Itu yang menguatkan dia kan untuk hidup." Aldi tertawa dan menatap Rayna dengan tatapan tajam.

"Smurfy adalah Harimau di hutan sana, kalau kamu mau ngalahkan dia juga nggak papa. Nanti kalau kamu menang, saya akan berikan hadiah lain buat kamu, kalau menang. Kalah yaudah nanti juga ada hadiahnya yaitu papan nama dan Liang lahat, bersama bunga yang di taburkan di atas tanah." Rayna terkejut dengan santainya, dia berani dan menantang Aldi.

"Siap-a ta-ku-ttt?"

"Hahaha ucapan kamu nggak meyakinkan, takutnya nanti belum sampai sana kamu udah pingsan duluan." Aldi membuka pintu kamarnya dan melangkah keluar.

Rayna bergidik ngeri dan membuatnya keluar dari kamar Aldi.

"Ah, masa dia tega? Mau buang aku ke Harimau hutan. Bisa dia nanti kena pasal undang-undang kalau membahayakan nyawa orang lain." Rayna tidak jadi mengambil pakaian Vino, melangkah ke kamarnya dan berganti baju. Karena tubuhnya sudah basah dan bajunya sama.

Bersambung...

Jangan lupa!!
Pencet bintang ⭐ dan komentar positif ☺☺☺

Di tunggu kehadirannya, terima kasih teman-teman yang sudah mampir 🙏💕

Anakku Anak Dari Suamiku |TAMAT|Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang