43. Jawab, mas! (TAMAT)

5K 92 0
                                    

Aldi tidak kuat mau berbicara lagi, badannya lemas dan terkulai begitu saja di atas lantai. Handphone dalam genggamannya pun jatuh.

Dunia memang bukan miliknya, tapi apakah bisa di ulangi kembali?

Aldi pun meremas rambutnya dan serasa frustasi. Tetapi dia harus menguatkan istrinya agar tidak membuatnya pusing ke sana-sini.

"Ya sudahlah, bukankah ini menjadi pelajaran dan bisa jadi Allah akan menggantikan yang lebih baik." Ujar Aldi dengan membopong badannya agar kuat berdiri. Dan ia duduk ke kursi kembali, untung handphonenya selamat karena jatuhnya di atas ranjang rumah sakit yang sekarang ada Rayna yang masih enggan untuk membuka matanya.

Aldi mengecup pelan kening Rayna, yang bibirnya pucat pasi akibat obat-obatan yang masuk di dalam tubuhnya dan efek operasi.

"Ra, bangun yuk! Kamu emangnya nggak mau bangun?" Ucap Aldi, handphone Aldi kembali berdering dan ternyata yang ada di layar handphone tertera nama mamahnya.

Kembali menelepon, apa yang terjadi? Kenapa kok bisa begitu?

Mamahnya mikirnya seperti itu.

"Maafkan aku kalau aku nggak bisa menjaga kamu dengan baik, dan mengawasi setiap pergerakan kamu Ra..." Lontar Aldi, keadaannya sekarang tak seperti biasanya.

Meratapi apa yang terjadi.

Sementara mamah dan papah, segera menuju rumah sakit. Melihat bayangan yang terjadi sebelumnya, menantunya dulu melahirkan dan langsung meninggalkan dunia ini. Tidak boleh keteteran kembali, apa yang di perbuat dahulu kala biarkan menjadi pelajaran apa yang ada.

Setelah beberapa jam menunggu, dokter pun mengatakan sebentar lagi pasien akan sadar.

Benar saja, Rayna mengerjapkan matanya beberapa kali sampai tenggorokannya benar-benar kering dan melihat di sekelilingnya.

"Ra..." Seruan Aldi samar-samar terdengar di telinga Rayna.

Dan melirik ke samping.

"Mas, aku dimana?" Tanya Rayna dengan memegang tangannya yang terasa di tempeli benda apa gitu.

"Di rumah sakit Ra..." Jawab Aldi, Aldi mengambilkan Rayna minum. Yang ada di meja dan ia bantu Rayna untuk minum air.

"Terima kasih mas," Ujar Rayna. Aldi mengangguk dan menatap Aldi dengan penuh tajam.

Walaupun matanya masih berat untuk ia buka, tapi masih kuat untuk menyisir apapun yang ada di sini.

"Kenapa aku bisa di sini mas?" Tanya Rayna dengan pelan.

Aldi diam, tidak menjawab dari pertanyaan yang di berikan Rayna baru saja. Aldi bingung mau bicara apa, tapi dia harus mengatakan ini sejujur-jujurnya.

Jika tidak, pasti setiap rahasia pasti kebusukannya akan terbongkar. Eh, rahasianya terbongkar, mau sekecil apapun masalahnya.

                             ***

"Pah, cepetan dikit napa? Ini kasian si Aldi, udah tau keadaan begini. Dia pasti bingung mau gimana." Ucap mamah dengan khawatir, keadaan begini pastinya mamah lebih paham betul apa yang di rasakan oleh Aldi sekarang menjalar di tubuh mamah.

"Iya ini, ini juga jalanan lagi macet. Nggak bisa ke mana-mana mah, mamah mau sama tukang ojek itu. Udah kepanasan, terus nanti  gosong dan bau matahari gimana?" Ucap papah dengan memajukan beberapa langkah saja mobilnya.

Tetapi mamah juga risau, dan demi anak mamah akhirnya nekat.

Berkali-kali bicara, bebel juga akhirnya. Mamah memilih untuk turun.

Anakku Anak Dari Suamiku |TAMAT|Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang