36. Tanpa Berdosa

2K 90 0
                                    

"Udah ah, aku mau--" Sebentar Aldi melihat ada merah-merah begitu.

"Ini apa?"

"Hehehe, nggak tau mas. Emangnya apaan?" Tanya Rayna, membuat bingung Aldi saja.

Pertanyaan macam membagongkan sekali ini. Rayna pun menggaruk tengkuk lehernya dan macam setengah kesabaran Aldi mau di garuk juga ini.

"Kena apa? Jawab!" Bentak Aldi, membuat sungut Rayna ikut tertarik dan meletakkan tangannya di atas pinggang.

"Mau tanya, apa mau ngobati seperti itu-tu? Kayak di tanya gitu aja marah langsung," Ujar Rayna. Aldi menggenggam tangan Rayna.

"Kamu ngomong apa tadi? Kauuuu..." Rayna ikut melotot dan Aldi sama, ckkkk... Sama keras kepalanya ini mereka berdua nggak ada senggang di kepalanya sedikit apa?

"Iya, mau nonyor kepalaku. Huh, dasar suami macam tak tau tingkah perilaku. Bukannya ngobatin malah marah, ya kan nggak tau namanya juga luka. Entah kapan datangnya, tapi tau-tau rasanya agak sedikit pedih." Ucap Rayna membuat Aldi geram, ia mengambilkan air dan di kucurkan di mangkuk.

Aldi dengan cepat mengambil kain dan mencelupkan kain di air hangat yang sudah ada di mangkuk.

"Sini, saya obati! Daripada itu merahnya makin ke sini. Nanti kamu mau ke dokter?" Rayna mau tidak mau di seret Aldi untuk duduk di kursi.

"Pelan-pelan lah!" Rayna diam dan sambil mendumal tidak jelas. Aldi telaten mengompres, tapi Rayna mengatakan pelan.

Ini sudah pelan, melebihi kura-kura yang berjalan itu.

"Sudah, apa sudah agak sedikit sembuh?" Tanya Aldi, Rayna mengangguk.

"Ya udah, kalau gitu aku mau siap-siap. Jangan kemana-mana! Sekarang kamu mandi terus malam makan bersama nanti." Ucap Aldi dengan mengembalikan mangkuk dan kainnya di wastafel.

Aldi pergi dari pandangan Rayna, Rayna dari tadi tidak melihat Ros. Kemana dirinya?

Apakah sudah keluar dan pelan-pelan sudah tidak akan menginjakkan kaki di rumah ini lagi. Lupa mau tanya tadi.

"Hah, sepertinya sudah di pecat. Tapi, allhamdulilah kalau dia udah di pecat. Awas aja kalau belum di pecat, aku jadikan lontong nanti dia!" Rayna melangkah ke kamar Vino.

Mengecek Vino, siapa tau ada di kamar.

Rayna berjalan dan sampai di pintu kamar Vino, dia menariknya.

"Astaga," Pekik Rayna dengan tatapan terkejut karena Aldi yang menampakkan wajahnya.

"Kamu ke sini, bukannya saya tadi sudah bicara kalau kamu di suruh berberes buat makan malam nanti?" tanya Aldi, Rayna menghela.

"Iya, tapi apa salahnya saya melihat Vino. Memastikan kalau dirinya baik-baik saja," Sahut Rayna.

"Oke lah, nggak papa yang penting kamu tidak terlambat juga nggak saya akan marahi. Apa luka mu sudah kelar sembuh?" tanya Aldi, Rayna memperlihatkan lukanya yang sedikit memudar lebih jauh daripada beberapa menit lalu.

"Baiklah, saya mau keluar dulu. Silakan kamu masuk!" Mempersilakan Rayna untuk masuk dan memberikan jalan untuk Rayna.

"Eh sebentar!" Ucap Rayna, Aldi berhenti dengan langkahannya yang sudah keluar pintu kamar.

"Ada apa?"

"Begini, saya mau tanya itu si Ros udah keluar emangnya? Kok saya nggak liat belang hidungnya." Jawab Rayna, Aldi mendekat.

Dan menoel hidung Rayna.

"Katanya kamu maunya Ros segera pergi dari rumah dan ingin melihat Ros berubah, jadi saya keluarkan dan saya kembalikan ke yayasan lagi lah. Kamu mau kalau dia ada di sini lagi?" tanya Aldi membuat Rayna menggeleng.

Anakku Anak Dari Suamiku |TAMAT|Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang