19. Remuk rasanya, ingin pulang 💔

3.3K 136 0
                                    

Happy Reading

Pagi hari sudah menampakkan wajahnya dan sinar matahari begitu terang benderang, menerangi bumi yang waktunya masih pagi.

“Ahhh...” Rayna menggeliat lebar-lebar dan menyibakkan selimutnya.

Rayna melihat jam dinding, ternyata sudah jam setengah tujuh.

Telat bangun dia. Rayna langsung ke kamar mandi dan menyikat giginya.

“Nanti aja lah mandinya, sekarang mau liat Vino dulu lah.” Kata Rayna.

Rayna bergegas keluar dari kamarnya, ternyata di ruang makan sudah ada suaminya.

Bukan-bukan, itu bukan suami.

Ternyata Vino ada di dekat kolam renang yang dekat dengan ruang makan.

“Wah, gimana ini?” Rayna serasa ingin memeluk guling kesayangannya dan menangis terus.

Rayna POV

Aku memilih untuk turun daripada nanti aku di marah oleh sosok Aldi Pramudana.

Aku mendekati suamiku yang menikmati makanannya.

Aku mengatungkan tanganku ke udara, tetapi mas Aldi menampar wajahku.

“Mau apa kamu?”

Kenapa ini?

“Nggak papa mas, aku cuma mau salim sama kamu.” Aku menundukkan kepala, aku tidak berani menatapnya secara langsung.

“Kamu ini udah bikin selera makan ku hilang, itu makan makanannya yang sisa di atas meja.” Ucap mas Aldi membuatku terhenyak dalam pikiran.

Klonteng...‘

Suara sendok yang di banting sama mas Aldi, membuatku bergidik ngeri dan berpikir.

“Kuat kamu Rayna! Tampakkan wajahmu yang dulu, tetapi kenapa susah untuk menampilkan wajahku
yang dulu?” Rayna memikir-mikir, dengan cara begitu susah untuk mendapatkan ini semua.

Cobaan apalagi ini?

“Maaf Nona. Nggak usah di masukkan di hati, namanya juga Tuan kalau marah emang di lampiaskan sama orang terdekatnya kecuali Aden Vino sendiri.” Ucap pelayan yang membantuku untuk berdiri.

Hah... Apa?

“Yaudah kalau gitu Non, Nona makan dulu. Biar saya siapkan lauknya.” Ucap bibi dengan menawarkan dan aku menolak, sebenarnya enak juga kalau di buatkan, nggak usah capek-capek membuatnya.

“Nggak usah bi. Saya buat sendiri nggak papa, apa nggak saya makan ini juga nggak papa bi.” Ujarku dengan pelayan itu.

Pulang... Pulang...

Itulah yang menyuarakan hatinya sekarang, akhirnya dia urungkan niatnya untuk pulang.

Akhirnya aku pun melangkah ke dapur dan mengambil minum terlebih dahulu, aku memulai masaknya.

Setelah selesai, aku mengambil piring dan gelas.

“Yummy, enak ini kayaknya.” Ucapku.

Aku langsung melangkah, mendekati meja makan dan menghempaskan pantatku ke kursi.

Seindah rasanya di warung makan, tetapi aku nikmati dan makan secara perlahan-lahan.

Anthony yang baru ke dapur dan mendapati aku makan dengan mie.

“Astaga Non, Non kenapa makan mie? Bukannya ada makanan ini selain mie Non, nggak baik buat kesehatan.” Anthony, bener-bener membuatku ingin marah, tetapi nanti keselek.

“Hm, mau? Enak buanget lho. Nanti takutnya kehabisan,” ucapku dengan melirik Anthony dan tatapanku sengaja aku arahkan ke arah Anthony.

Aku memancing napsu Anthony, agar terpengaruh dengan mie yang aku makan.

“Pokoknya nggak boleh Non, nanti kalau Tuan tau bisa marah.”

Anthony langsung menyerobot mangkuk yang berisi mie yang masih banyak dan ingin aku lanjutkan makan.

Enak-enak makan, malah di serobot.

“Kalau kamu mau, tinggal bikin sendiri. Jangan main nyerobot punya saya! Sini...”

Aku tetap tidak terima karena mieku akan di buang di wastafel cuci piring.

Aku langsung menyerobotnya dengan paksa dan pada akhirnya mie itu kelempar semua, mienya berceceran di lantai.

“Thony... Ah, kamu ini nggak asik jadi pengawal... Nggak bisa aja di ajak kompromi dikit. Yaudah sekarang buatin mie saya! Pakai cabai sepuluh ya. Awas nanti kalau nggak enak kayak tadi.” Aku kembali ke meja makan dan menunggu mienya.

Tetapi, Anthony tidak mau dan selalu mengatakan kalau nggak baik buat kesehatan.

“Ehm,” suara yang menggetarkan satu ruangan. Membuatku menengok ke belakang, eh ternyata suami kontrak.

Hahaha... Seperti itulah kenyataannya sekarang.

“Saya di sini nggak menjamin kalian ya. Kenapa kalian bertengkar?”

Why? Bukannya udah tau ada mie terus ada kuah yang berceceran di lantai.

Matanya nggak liat apa? Seperti mata semut aja. Udah ngomong dari tangga tapi nggak keliatan...

Mau ngomong apa kayak gini?

Bersambung
Jangan lupa pencet bintang ya ⭐ sama komentar positif ❤️

Oke, kalau boleh sekalian mampir ke instagram author! Hehehe tapi makasih banyak udah mampir ke sini sama ke instagram 💕💕💕

Namanya :
@dindafitriani0911

Bisa, juga di pencet di profil ya 🤗🤗🤗


Anakku Anak Dari Suamiku |TAMAT|Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang