Happy Reading
Rayna merasa jengkel dan pingin memukul wajah satpam ini.
"Yaudah kalau begitu, saya mau keluar sendiri saja. Daripada kalian nggak mengizinkan saya."
Rayna tetap kekeuh buat keluar, alhasil mereka semua berlarian ke arah gerbang dan mencegah agar Rayna tidak boleh keluar.
"Apaan kalian ini? Saya kan cuma mau hidup pinginnya, liat udara segar atau pemandangan yang apik buat di pandang. Emangnya kalian ini nggak kasian sama saya?" Ucap Rayna dengan keras, membuat suara Rayna melengking kemana-mana dan mereka semua yang ada di dalam rumah keluar.
"Non, ada apa?" Tanya mbak Ros dengan menggendong Vino.
"Saya ini mau keluar sebentar, tanpa haluan apa-apa. Saya bukan bocah ingusan dan suka ngiler, yang harus kalian jaga terus sukanya ngintil. Saya nggak mau kayak gitu. Boleh lah, satu hari ini saja... Pliisss, Oke..." Dengan mata berkaca-kaca dan mereka semua mengangguk.
"Makasih kalian semua, nanti boleh saya traktir kalian bakso satu mangkok buat ganti ruginya. Oke, bye-bye..."
Rayna pun keluar dengan tersenyum senang dan rasanya dia bahagia sekali sekarang.
"Aku ingin teriak sekencengnya, akhirnya bisa bebas dari kurungan penjara si Aldi itu." Ada mobil yang lewat di samping Rayna berjalan, hampir saja meneyerempet, Rayna menghindar.
Sebuah kaki pantofel laki-laki keluar, mengkilap lagi habis di semir sepertinya. Rayna menunggu dan dia seperti orang ketakutan sendiri.
"Lari lah, nanti kalau orang jahat gimana lagi?"
Satu langkah, dua langkah, tiga langkah. Rayna berlari dan Rendy yang keluar dari mobil itu berteriak.
"Nona jangan lari non!"
"Sekarang kita kejar nona! Jangan sampai kabur!"
"Baik Tuan." Jawab sang sopir dan melajukan mobilnya, memutar arah.
"Jangan sampai kabur! Nanti bisa marah Tuan Aldi."
Dalam mobil Rendy mengetuk-ngetuk pahanya. Membuat sopir bergidik ngeri. Mobil mengejar Rayna yang berlari kencang, dan saat itulah mobil langsung berhenti, Rayna yang berhenti sambil napas ngos-ngosan.
"Sudah Non?" Rendy yang keluar dari mobil, hampir Rayna kabur lagi.
"Lepas!"
"Iya saya akan lepas, tapi tolong nona. Nona harus pulang ya!"
"Saya nggak mau pulang, saya maunya jalan-jalan. Pingin udara seger terus liat orang-orang di sekitar, ya ngobrol-ngobrol gitu Rendy... Emangnya kamu betah kalau menjadi aku? Kau nggak ngerti apa perasaanku di sana? Jenuh, bosen... Mood setiap hari kurang bagus, uhhh..." Rayna benar-benar ingin marah sekarang karena waktunya tersita untuk jalan-jalan saja.
"Sebentar... Saya akan telepon Tuan Aldi dulu, memastikan boleh atau tidaknya." Aldi mengeluarkan handphone dari jasnya dan menelepon Aldi sekarang juga.
Dengan sedikit menjauh, Rayna mempunyai akal licik, dia pun melangkah dengan satu langkah, dua, tiga... Lari...
Masalahnya Rayna sudah di hadang oleh sopir dan tangannya di cekal.
"Lepas, tau nggak?" Dengan menggigit bibirnya dan kakinya yang sudah di sandal, dia hentak-hentakkan di atas aspal yang menghitam dan panas.
"Nanti saja non. Tunggu Tuan Rendy ngomong dulu, baru mengizinkannya non. Kalau udah boleh nanti non bisa jalan-jalan sebebasnya." Ucap pelan sopir, Rayna semakin naik darah.
KAMU SEDANG MEMBACA
Anakku Anak Dari Suamiku |TAMAT|
Roman d'amourRayna Amaira Dina adalah seorang karyawan yang menemukan bayi di toilet tempat dia kerja dan bayi tersebut menangis di dalam kardus. Panggilannya Rayna. "Kok perasaanku ada seseorang bayi yang menangis kencang, ya." Rayna pun masuk ke dalam toilet...