25. Rewel dan Panas.

2.7K 126 3
                                    

Happy Reading

Rayna mengambilkan pakaian untuk Vino, menggantikan bajunya yang sudah kotor dengan sereal.

"Mbak, ini gimana? Kok nggak bisa." Rayna kesel karena bajunya nggak muat, membuat Vino dadanya sesak dan menangis kejer.

Rayna semakin kalut dan bingung, lari ke sana-ke sini. "Mbak, ini gimana?"

Rayna menyumpalkan Vino dengan dot agar diam dan duduk yang manis, tidak rewel. Dia sedikit kebingungan karena mbak Ros tidak ada di rumah, terus pelayan yang lain pada kemana?

Mereka kembali ke paviliunnya masing-masing karena mereka cuma bekerja dari jam 6 pagi sampai jam 10 siang, dan nanti di lanjutkan jam 2 siang nanti sampai jam 5 sore, begitulah pokoknya ada yang di jatah di jam-jam seperti itu.

"Sayang jangan nangis lagi ya! Nanti bisa kena marah sama Papi kamu, Bunda nggak mau kena amukannya terus nanti yang tanggung jawab siapa lagi?" Handphone Rania berbunyi yang diatas meja. Membuatnya kebingungan dan menggendong Vino.

Vino semakin kejer dan tidak bisa di tolong lagi, "Kenapa lagi? Nak jangan gini ya! Bunda nggak mau kamu kayak gini."

"Siapa lagi yang mencet belum rumah, apa nggak ada pembantu gitu?" Rayna menatap handphonennya yang berdering kembali.

Ya, suaminya yang menelpon.

Rumit dan sulit ini, kalau jawab nanti suara Vino pasti dengar dari telepon dan kalau nggak di angkat pasti akan sulit juga.

Akhirnya Rayna membiarkan teleponnya berdering daripada anaknya yang rewel.

Rayna menggendong Vino dan mengajaknya jalan-jalan, tetapi Vino tidak mau diam.

Rayna mengelus kepala Vino, tetapi ada yang hangat-hangat dan dia pegang dahi Vino, panas.

"Nak kamu panas? Astaga, gimana ini? Coba cari termometer dulu."

Rayna mengambil kotak obat, mengambil termometer di dalam kotak obat tersebut.

Dia mengeluarkannya dan mengecek suhu tubuh Vino, suhunya mencapai 37,5 celcius. "Astagfirullah, ya Allah nak. Kamu panas, tadi kamu makan apa? Kok kamu panas." Rayna mengambil gendongannya, agar nyaman kalau di gendong nantinya.

Rayna mengambil tas dan menggendong Vino, membawanya ke rumah sakit agar di tindak lanjuti.

"Kemana padaan ini? Kok sepi juga di luar, ya Allah... Keadaan makin genting ini, yaudah pesan taksi saja." Rayna menutupi wajah Vino agar tidak terkena paparan sinar matahari.

Seru napas Vino terdengar sampai Rayna menatap kasian kepada Vino, Rayna memberhentikan taksi dan menaiki taksinya.

"Pak, cepet ke rumah sakit terdekat ya! Anak saya rewel ini."

Tapi, bapak yang menyopir taksinya melongo karena Rayna keluar dari kawasan rumah mewah. Bukannya ada mobil atau apa itu.

"Cepat Pak!" Akhirnya Sopirnya membuyarkan lamunannya dan menjalankan taksinya dengan kecepatan sedang, biarkan lah daripada nggak dapat penumpang.

Siapa tau dapet uang lebih atau gimana, pikiran sopir taksi itu.

Rayna menenangkan Vino, tapi nggak mempan juga sampai dia menangis dan sopirnya bingung. Bagaimana ini? Kalau suaminya tau bisa di hajar habis, babak belur apalagi sampai mati.

Serem juga.... Pikiran sopir itu juga bingung, akhirnya sampai di rumah sakit. Rayna membuka pintu dan berlari, untung nggak tersandung dengan lantai yang bertingkat itu.

"Dok..." Rayna memanggil dokternya dan suster pun berlarian, Rayna menyerahkan Vino ke gendongan suster, suster membawanya ke ruang UGD.

Rayna juga masuk ke dalam UGD, dengan mengigit tangannya, dia juga ketakutan dan bingung.

Dokter memeriksa tubuh Vino, Dokter juga memeriksa suhu Vino dengan termometer.

Dokter menggeleng pelan dan menghela napasnya. "Bagaimana keadaan anak saya dok?"

"Begini bu, dari hasilnya Anak ini sepertinya mempunyai penyakit asma. Yang membuatnya sedikit kehabisan napas tadi bu, sekarang suster sudah memasang alat bantunya agar anak ibu segera pulih." Jelas sang dokter dengan melepas stetoskopnya yang menempel di kerah bajunya.

"Kok bisa dok? Bukannya sebelumnya sehat-sehat saja kan dok?" Tanya Rayna dengan ketakutan dan merinding.

"Begini Bu, sepertinya anak ini mempunyai penyakit asma sejak lahir. Dari kandungan ibu ada yang sedikit mempunyai masalah, dan membuat anak ibu jadi seperti ini." Jawab sang dokter.

"Enak banget, ini bukan anakku sebenarnya tapi yaudah lah daripada nanti bikin bingung sama rungsing." Ucap Rayna di dalam hati dan menatap Vino yang di brankar dengan alat bantu yang menempel di hidungnya.

Bersambung...

Jangan lupa!!!
🌹Pencet Bintang ⭐🌹
🌹Komentar Positifnya🌹

Terima kasih yang sudah mampir dan memberikan dukungannya ☺🤗❤






Anakku Anak Dari Suamiku |TAMAT|Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang