Twenty

2K 259 191
                                    

Silahkan menikmati bab ini😌
.
.
.

Silahkan menikmati bab ini😌

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Happy reading

Suji tersenyum lebar saat melihat pria bak aktor itu masuk ke dalam kamar dan menutup pintunya dengan rapat.

Hatinya sangat berdebar kala mengingat jika ini adalah malam pertama mereka sebagai pasangan suami istri.

"Taehyung?" Panggil Suji sambil menghampiri Taehyung yang sedang berkaca.

"Hmm."

"Apa kita akan melakukannya?" Tanya Suji seperti berharap jika malam ini akan terlewatkan seperti pasangan suami istri lainnya.

Taehyung terdiam sejenak, lalu berbalik menghadap Suji dan melihat raut istrinya itu.

"Aku sangat cape, kau tidur duluan saja, akan ku susul nanti," jawab Taehyung sambil mengelus lembut rambut sebahu Suji. Seketika Suji mencerutkan bibirnya saat menyadari jika dia tidak akan disentuh oleh Taehyung malam ini.

"Tapi aku mau," ucap Suji sembari memegang tangan Taehyung.

Taehyung membuang napasnya pelan, matanya menelisik tiap sisi wajah dari Suji.

"Masih ada hari berikutnya, kau tidurlah lebih dulu, aku akan membersihkan diri."

Taehyung sekali lagi mengelus rambut Suji dan berjalan ke arah kamar mandi untuk menyegarkan dirinya, meninggalkan Suji yang nampak agak kesal.

Sedangkan di tempat lain, Yerin masih mengurung dirinya di dalam kamar, pikirannya berkecamuk. Yerin seperti kehilangan jati dirinya sendiri.

Ketukan pintu seakan tidak menyadarkan Yerin dari lamunannya, ini sangat aneh perasannya sama sekali tidak memberikan ketenangan sedikit pun, juga ucapan para staf rumah sakit tadi menganggu pikirannya. Yerin mendengar jika kepala rumah sakit memberikan izin pada salah satu Dokter untuk menyiapkan pernikahannya.

Yerin berpikir itu adalah Taehyung, tapi disisi lain Yerin menolak keras dan tidak menyetujui jika itu adalah Taehyung. Sangat kacau semuanya seperti terkendali oleh feeling dan emosi.

Tok...tok..tok

"Sayang buka pintunya, kau bilang mau menyusul kekasihmu, ayo kita susul supaya kau merasa lebih tenang."

Yerin mengerjapkan matanya pelan saat mendengar suara ibunya itu, lalu berdiri dan berjalan untuk membuka pintu kamarnya, setelah sekian lama Yerin bisa tersenyum kembali, meski senyuman itu masih tercampur rasa sesak dan menyakitkan.

"Kita akan pergi?" Tanya Yerin tepat ketika dirinya sudah berhadapan dengan sang ibu.

"Iya, cepat ganti bajumu dan berhenti menangis, kita akan pergi ke Daegu untuk menyusul kekasihmu."

Cardiologist [Taerin]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang