Twelve

2K 318 28
                                    

Happy Reading...

.
.
.

Pertama saat Yerin masuk ke dalam rumah, suasana sejuk langsung ia rasakan, sebagian rumah Taehyung terbuat dari kayu dan banyak juga pepohonan yang ada di sana. Mirip model rumah jaman dulu, klasik namun tetap rapi dan bersih, seperti menunjukan jika sekarang Yerin sedang berada di sebuah desa.

Sangat cocok jika kita menyalakan api unggun dan berkemah di halaman belakang rumah, tentunya dengan ditemani secangkir susu hangat dan juga membakar marshmellow.

Sekarang waktu menunjukan pukul 18.59, berbeda dari malam sebelumnya Yerin sekarang dihadapkan dengan seluruh keluarga Kim Taehyung di hadapannya. Genggaman tangannya juga tidak bisa lepas dari ujung baju Taehyung, bertanda jika sekarang dirinya sangatlah gugup.

"Jung Ye-rin." panggil nenek Kim sengaja mengeja nama kekasih cucu kesayangannya itu.

Yerin menatap gugup ke arah nenek Kim dan menatap Taehyung sebentar lalu seterusnya ia hanya bisa menundukkan kepalanya sedikit.

"I-iya n-nek."

"Kenapa kau bisa pacaran dengan cucuku?" ujar nenek Kim terdengar sangat tegas dan mengintimidasi, membuat Yerin refleks meremas baju Kim Taehyung.

"Ayo pulang."

Bukannya menjawab Yerin malah berbisik pada Taehyung agar dirinya segera pulang dari sana.

Tidak! Tidak ada kesempatan bagi Taehyung agar bisa menjawab permintaan Yerin barusan karena dengan sangat cepat suara neneknya mendahului suaranya.

"Kenapa kau berbisik seperti itu?! Apa kau tidak punya sopan santun?!--- kau sudah bisa apa hingga kau berani berpacaran dengan cucuku? Jawab nenek tua ini dan jangan merengek pada cucuku!"

Semua orang terdiam termasuk kedua adik Taehyung yang memang berada di sana. Appa soo, Eomma Jieun, kakek Kim, ajhumma. Semuanya terdiam tidak ada yang berbicara sama sekali sampai tiba di mana Taehyung melihat Yerin meneteskan air matanya.

"Rin?" panggil Taehyung.

"Jangan cengeng! Kenapa kau menangis?" Semprot nenek Kim kala melihat pipi Yerin yang sudah basah.

Merasa sangat kasian pada Yerin kini Eomma Jieun memegang lengan sang ibu, bermaksud untuk menghentikan semuanya.

"Ibu sudah cukup dia calon menantuku, tidak perlu sekeras ini, harusnya aku yang lebih berhak untuk bicara sekarang," ucap Eomma Jieun pada ibu mertuanya.

"Kenapa? Aku juga berhak bicara karena ini menyangkut masa depan cucu kesayanganku, jika dia wanita yang tidak baik bagaimana?" Semprot nenek Kim yang terus menatap ke arah Yerin.

"Hey kau apa kau bisa memasak? Menu apa saja yang bisa kau buat, cucuku sangat tidak menyukai makanan pedas kau harus ingat itu."

Mendengar penuturan tersebut membuat Yerin maupun Taehyung terkejut, Yerin semakin menenggelamkan kepalanya takut untuk menatap nenek Kim dan entah apa yang akan terjadi jika ia menjawab tidak bisa, sedangkan Taehyung ia hanya bisa menatap seruluh keluarganya, tentunya dengan tatapan yang sulit dipahami.

"Kenapa kau selalu diam? Taehyung apa kau mengencani gadis bisu?" ujar nenek Kim pedas.

Taehyung meraih tangan Yerin yang masih meremas bajunya, mengusapnya dengan lembut sambil berkata.

"Rin jawab," pinta Taehyung sambil mengangkat dagu Yerin dan menghapus air matanya, mereka bertatapan dihadapan semua keluarga. Dengan hanya menggunakan koneksi mata saja Yerin bisa mendapatkan dorongan dan keberanian untuk bicara meski suaranya terdengar sangat pelan.

Cardiologist [Taerin]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang