Chapter 1

2K 236 50
                                    

Melihat langit cerah di pagi hari ditambah suara kicauan burung yang seakan-akan bernyanyi pasti membuat hati senang. Namun, hal itu tidak terjadi pada Aomine. Helaan napas kembali keluar dari bibir pemuda tersebut.

Pasalnya sejak tadi dirinya telah menunggu seseorang namun tak kunjung datang. Padahal mereka berjanji akan bertemu pukul sebelas tepat sementara sekarang sudah pukul setengah dua belas.

“Jika tau begini lebih baik aku membaca majalah Mai-Chan ku di rumah. Mataku, ano Bakagami.” keluh Aomine.

Tidak berselang lama, datanglah pemuda yang sedari tadi telah ia tunggu.

“Kau darimana saja, Baka!”

“A-ah, ma-afkan a-ku.” Jawab Kagami dengan napas tak teratur karena habis berlari, lalu perlahan mendudukkan diri di samping Aomine.

“Tadi Nigou mengejarku, jadi aku harus menyelamatkan diri.” Lanjutnya setelah mengatur napas.

“Dengan anak anjing saja takut, dasar penakut!” Ejek Aomine.

Urusai!"

Hai', hai'. Bisa kita mulai sekarang?” Tanya Aomine sambil memutar bola basket di jari telunjuknya.

“Ya. Kali ini akan kubuat kau meneraktirku di Maji Burger!” Ucap Kagami penuh percaya diri.

“Dalam mimpimu!” Balas Aomine.

Sekarang mereka sedang berada di lapangan basket yang biasa mereka kunjungi untuk berlatih ataupun one on one. Sejak pertandingan mereka yang lalu, mereka jadi lebih sering bertemu untuk bermain basket bersama.

Mereka akan berlatih dan bertanding satu lawan satu, lalu yang kalah akan menraktir yang menang di Maji Burger. Yang dapat terlebih dahulu memasukkan bola sepuluh kali akan menang.

Sederhana memang, namun hal itu cukup membuat keduanya merasa senang. Seperti sekarang ini, senyum tak pernah lepas dari bibir mereka berdua. Ya, mereka menikmatinya.

^o^

Dan berakhirlah mereka di Maji Burger, dengan Kagami yang lagi-lagi membayar semua pesanan mereka berdua.

“Sudah kubilang kan, cahayamu itu terlalu redup.” Ucap Aomine sambil menyeruput minumannya.

“Ulusai! Aku twelah mengalahkanmu di peltandingwan lwesmi!” Ucap Kagami dengan mulut penuh burger, yang mengakibatkan dirinya tersedak.

“Makan jangan sambil bicara, Baka!”
Kagami pun menelan burger di dalam mulutnya dengan susah payah dan langsung meminum habis minuman yang ada di depannya.

“Kau benar-benar baka.” Ucap Aomine yang membuat Kagami memalingkan mukanya ke arah jendela.

“Sepertinya kalimat ‘Yang bisa mengalahkanku hanyalah diriku sendiri’ akan segera kembali mengudara.” Ucap Aomine sambil tersenyum penuh kemenangan.

“Hah? Tidak akan kubiarkan! Tunggu saja, aku pasti akan mengalahkanmu!”

Aomine terkekeh geli mendengar penuturan pria di depannya. Walaupun dia tau bahwa dia sudah pernah dikalahkan oleh harimau merah itu, namun melihatnya seperti itu merupakan kesenangan tersendiri baginya.

Tanpa mereka sadari, hujan telah mengguyur kota kala mereka sedang asyik mengobrol membicarakan hal-hal yang tidak terlalu penting.

“Hujan lagi?” Keluh Kagami yang menyadari rentetan air turun dari langit.

“Huft.. benar-benar menjengkelkan. Padahal musim panas tinggal menghitung hari.” Ucap Aomine yang ikut melihat ke luar jendela.

“Bukankah rumahmu jauh dari sini?” Tanya Kagami kembali menatap Aomine.

AhoBakaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang