Chapter 14

698 117 5
                                    

Setelah kurang lebih setengah jam perjalanan, akhirnya Aomine dan Kise sampai di hotel.

"Dimana inhaler milikmu?" Tanya Aomine yang sedang sibuk mencari inhaler di tas Kise.

"Aku tidak membawanya, Aomine-cchi." Jawab Kise lemah.

"Astaga, lihatlah betapa bodohnya dirimu." Ucap Aomine sambil berkacak pinggang.

"Sudah lama asthma-ku tidak kambuh-ssu." Kise menjawab dengan senyuman kecil.

Aomine menghela napas pasrah. Ia membuka gorden jendela yang sebelumnya tertutup agar sinar matahari dapat masuk. Setelahnya, pemuda bersurai biru tua itu menaikkan suhu AC agar Kise tidak kedinginan. Selanjutnya, ia menyodorkan segelas air putih hangat kepada mantan teman satu timnya dulu.

"Arigatou." Ucap Kise yang menyadari bahwa Aomine sangat baik kepadanya.

"Kau mau bubur?" Tanya Aomine sambil membolak-balik menu makanan di hotel itu.

"Aku ingin spaghetti-ssu." Ucap Kise sambil menunjuk gambar spaghetti di menu.

"Tidak." Jawab Aomine datar lalu mulai mengotak-atik telepon kabel yang ada di sana untuk memesan bubur.

Kise hanya memasang wajah kesal sembari kembali meneguk air hangat yang tadi Aomine siapkan untuknya.

Setelah selesai dengan kegiatannya memesan bubur, Aomine lantas mendudukkan dirinya di sebelah Kise sambil memainkan ponselnya.

"Andai saja aku bisa sekamar denganmu." Ucap Kise tiba-tiba.

"Aku juga sudah berencana untuk pindah ke kamarmu lagi." Balas Aomine masih sambil memainkan ponselnya.

"Benarkah?!" Tanya Kise antusias yang hanya dijawab gumaman oleh Aomine.

Jari telunjuk pemuda berkulit tan itu berhenti tatkala meihat sebuah foto yang diunggah Kagami di salah satu medai sosial.

Jari telunjuk pemuda berkulit tan itu berhenti tatkala meihat sebuah foto yang diunggah Kagami di salah satu medai sosial

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Pikirannya melayang ke kejadian kemarin malam, dimana dirinya mengatakan hal yang benar-benar jahat kepada Kagami. Membayangkan wajah Kagami yang terkejut saat mendengar kalimat yang ia ucapkan membuatnya menyesal. Ditambah lagi, ekspresi pujaan hatinya saat melihatnya bersama Kise tadi semakin membuatnya menyesal.

'Mungkinkah dia cemburu?' Tanya Aomine dalam hati.

"Tidak. Tidak mungkin." Sangkalnya kemudian.

"Apanya yang tidak mungkin, Aomine-cchi?" Tanya Kise penasaran.

"Ap- ah, tidak."Jawab Aomine yang sedikit terkejut.

Suara bel terdengar dari dalam kamarnya. Dengan segera, ia membukakan pintu untuk orang yang membunyikan bel kamarnya, yang ternyata adalah pelayan hotel dengan nampannya yang berisi semangkuk bubur.

AhoBakaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang