Chapter 26

799 116 72
                                    

WARNING!!! CHAPTER INI MENGANDUNG ADEGAN LEMON. HARAP SIAPKAN MENTAL KALIAN ( ͡• ͜ʖ ͡• )

^o^

Beberapa hari kemudian, Aomine memutuskan untuk menemui Kagami di sekolahnya sepulang sekolah karena ia benar-benar tidak tahan lagi. Kini, Aomine tengah berdiri di depan gerbang SMA Seirin untuk menunggu Kagami keluar.

"Kenapa lama sekali? Ah, aku lelah." Tanya Aomine sambil melihat jam di ponselnya yang menunjukkan pukul lima sore.

Dia sangat lelah karena semua pelajaran di kelasnya hari ini mengadakan kegiatan praktek. Praktek yang paling melelahkan menurutnya adalah praktek membuat kloroform pada pelajar IPA. Otaknya yang sekecil kerikil tidak bisa diajak bekerja sama dalam hal itu.

Sembari menunggu, mata kotor Aomine terus mengamati dada setiap siswi yang keluar dari sekolah itu dengan kedua tangannya yang membentuk teropong.

"Wah, ukurannya E!" Ucapnya pada diri sendiri saat melihat dada milik salah satu siswi di sana. Otaknya sangat encer jika berurusan dengan dada.

Kegiatannya terhenti kala melihat Kagami bersama Kuroko keluar dari sekolah. Dengan segera, ia menutupi kepala dan wajahnya dengan tudung hoodie yang dipakainya untuk menyembunyikan identitas. Ia tak ingin dilihat oleh Kuroko.

Aomine berjalan dengan jarak yang lumayan jauh dengan mereka berdua. Samar-samar, telinganya bisa mendengar jika Kuroko mengajak Kagami ke Maji Burger.

"Cih, bocah sialan! Tak akan kubiarkan Kagami menjadi seme!"

^o^

Sesampainya di Maji Burger, Aomine duduk di meja yang berada tepat di belakang meja Kuroko dan Kagami. Hal itu dilakukannya agar ia dapat menguping pembicaraan pujaan hatinya bersama mantan bayangannya itu.

"Sepertinya porsi burgermu lebih banyak daripada sebelumnya, Kagami­-kun." Ucap Kuroko memulai pembicaraan.

"Tentwu saja, setwelah pwolsi latihan yang tadi dibelikan Aida-swenpai, pelutku sangat kosong." Jawab Kagami dengan burger yang memenuhi mulutnya.

'Dia tidak berubah, ya.' Ucap Aomine dalam hati.

"Telan dulu burgermu, Kagami­-kun." Ucap Kuroko.

"Memangnya kau tidak lapar setelah latihan tadi?" Tanya Kagami setelah berhasil menelan burgernya.

"Aku lapar, tapi perutku bukan ban seperti perutmu." Jawab Kuroko.

"Kuroko­-teme! Perutku bukan ban!" Protes Kagami tak terima yang kemudian dilanjutkan dengan pertengkaran kecil antara keduanya.

Setelah pertengkaran itu selesai, Kuroko mulai ingin menanyakan semua yang ada di dalam pikirannya selama ini.

"Kagami­-kun." Panggilnya.

"Hm?" Tanya Kagami yang sepertinya masih marah.

"Sebenarnya kau kenapa?" Tanya Kuroko yang membuat Kagami melupakan amarahnya.

"Sejak pulang dari Paris hingga sekarang, kau jadi sering murung terus." Lanjut Kuroko.

'Ini dia!' Seru Aomine dalam hati.

Kagami meletakkan burgernya dan menyeruput minuman soda yang ada di depannya. Mungkin sudah saatnya bercerita pada bayangannya itu. Toh Kuroko juga sepertinya sudah mulai menyukai Akashi.

"Sebenarnya, saat di Menara Eiffel kemarin, Aomine.." Kagami mulai berbicara, tapi rasa sesak kembali datang saat ia membicarakan pemuda yang menjadi alasannya selalu murung itu.

AhoBakaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang