Cahaya matahari di pagi hari yang menyilaukan membuat kedua netra merah itu terbuka. Ia berusaha untuk mengumpulkan nyawanya yang masih tertinggal di alam mimpi. Hal pertama yang dirasakannya adalah sakit yang teramat sangat di seluruh tubuhnya.
Kagami mendudukkan dirinya sambil menahan napas guna untuk mengurangi rasa sakit yang merayapi sekujur tubuhnya. Dilihatnya ketiga temannya yang masih terlelap, lalu pandangan matanya tertuju pada Aomine yang juga mulai membuka matanya. Dengan cepat ia mengalihkan pandangannya dan mendapati sebuah selimut yang menutupi sebagian tubuhnya.
'Milik siapa?' Tanyanya dalam hati. Namun aroma vanilla yang menguar dari selimut itu seakan menjawab pertanyaannya tadi. Dia menatap Kuroko yang masih terlelap di balik tubuh Akashi. Sebuah senyuman hangat terukir jelas di bibirnya.
Tanpa ia sadari, sedari tadi manik biru tua milik Aomine terus menatapnya dalam diam. Perlahan rasa bersalah merayapi hatinya. Dia sudah mengatakan hal buruk kepada orang terkasihnya yang mungkin saja dapat menyebabkan hubungan mereka retak.
Lamunannya buyar ketika lebih banyak cahaya matahari memasuki matanya. Ternyata harimau merahnya sedang membuka gorden kamar mereka. Mungkin untuk membangunkan Akashi dan Kuroko.
'Kuroko, ya? Sudah sejauh mana hubungan mereka berdua?' Tanyanya dalam hati.
Memilih untuk mengabaikan pertanyaan di kepalanya, Aomine beranjak menuju kamar mandi untuk sekedar membersihkan diri.
Kagami mentap nanar punggung Aomine yang lama-kelamaan menghilang di balik pintu kamar mandi. Menghela napas berat, Kagami memutuskan untuk ke balkon. Ia menghirup banyak udara pagi yang terasa sangat menyejukkan. Ia meregangkan tubuhnya yang terasa sakit akibat tidur di sofa. Bibirnya mengukir senyuman simpul melihat embun pagi yang menghiasi benda-benda di sekelilingnya.
"Ohayou, Kagami-kun." Suara Kuroko membuat Kagami menoleh.
"Ohayou." Balas Kagami dengan senyuman.
Kuroko berjalan mendekati Kagami yang meletakkan kedua tangannya di atas pagar pembatas. Ia ikut menghirup udara pagi dan senyum simpul juga menghiasi wajah manisnya.
"Bagaimana tidur dalam pelukan Akashi?" Tanya Kagami sambil menahan tawa.
"Kau salah paham, Kagami-kun. Dia hanya kedinginan." Jawab Kuroko dengan wajah memelas. Namun jawaban Kuroko membuat Kagami tertawa terbahak-bahak.
"Ini tidak lucu, Kagami-kun." Ucap Kuroko yang kembali memasang wajah datarnya.
"Kau bodoh sekali, Kuroko. Itu hanya alasan Akashi agar bisa memelukmu, Baka." Kagami berucap sambil mengusap air mata di sudut matanya akibat terlalu lama tertawa.
"Akashi-kun itu normal. Dia masih suka pada perempuan, Kagami-kun." Kuroko beralih memandangi kolam renang di bawahnya.
"Normal? Asal kau tau, Kuroko, Akashi itu sebenarnya-"
"Kagami!" Belum sempat Kagami menyelesaikan kalimatnya, Akashi memperingatkan Kagami dengan panggilannya yang terasa menusuk.
Bulu kuduk Kagami berdiri seketika kala ia menyadari kalimat yang keluar dari mulutnya. Ia berbalik perlahan dan mendapati Akashi yang berdiri menyender di ambang pintu sembari melipat kedua tangannya di depan dada.
"Daiki sudah selesai mandi. Kagami, kau mandilah terlebih dahulu." Titah Akashi mutlak.
Tanpa menjawab, Kagami buru-buru melangkahkan kaki menuju kamar mandi setelah mengambil pakaiannya dari lemari. Hal itu membuat Aomine yang sedang bermain ponselnya menatap Kagami bingung.
^o^
Pukul sembilan tepat, mereka berkumpul di kamar Akashi untuk merundingkan akan kemana mereka pergi hari ini.

KAMU SEDANG MEMBACA
AhoBaka
FanfictionWelcome~ Hanya kisah cinta para anggota Kiseki no Sedai yang rumit dengan Kagami dan Aomine sebagai tokoh utama. . . Pairing: AoKaga AoKise KagaKuro AkaKuro AoMomo KuroMomo . . (c) Fujimaki Tadatoshi Semua gambar diambil dari Pinterest . . Enjoy~