Hari sudah gelap ketika Nadim dan Yura memutuskan untuk mandi bersama. Di dalam bathtub berisi air yang merendam keduanya, Yura duduk di pangkuan Nadim. Lengan Nadim melingkar di pinggul Yura seraya mereka berciuman, sesekali meremas pantat sang dokter, lalu Yura mengeluarkan desahan-desahan halus di sela-sela ciuman mereka. Yura menikmati perasaan tubuhnya menyentuh otot-otot Nadim yang sedang dalam keadaan licin.
"... Mas Yura jadi pergi sama Mbak Lintang?" tanya Nadim setelah Yura menggigit bibir bawahnya pelan-pelan.
"Mmh--jadi... Kata Lintang dia mau jemput jam delapan." Yura melepaskan ciumannya, lalu menyentuh bibir Nadim dengan lembut.
Begitu Wina dan Felix mendapat kabar dari Lintang bahwa Yura sudah tiba di Jakarta, mereka langsung merencanakan untuk hang out malam ini juga. Lintang yang mengurus segalanya, dan tentu saja--Yura tidak bisa menolak. Dia menatap Nadi dengan agak iba, kasihan juga karena Nadim harus ditinggal padahal baru saja datang.
"Aa' yakin nggak mau ikut? Nggak apa-apa kok, pasti Felix sama Wina juga seneng bisa ketemu Aa',"
Nadim mengusap mata Yura yang sedikit sembab--lantaran seks mereka yang lama, saat siang sampai sesorean tadi. Yura sudah terlihat jauh lebih baik sekarang daripada ketika mereka baru saja menyelessaikan seks.
"Saya nunggu di rumah aja."
"Ada yang pengen dititipin?"
"Star--"
"--bucks?" Yura nyengir lebar usai menyelesaikan kata-kata Nadim. Nadim pun terkekeh kecil malu-malu.
"Nanti saya Go-Food-in aja ya. Aa' Nadim tinggal terima."
Yura sukses keluar dari bathtub sebelum Nadim terlalu horny lagi. Dia buru-buru keluar begitu menyadarinya, saat Nadim memeluk pinggang Yura erat-erat. Yura menyambar bathrobe-nya dan cepat-cepat menuju kamar.
Saat memakai baju, ada chat masuk dari Lintang yang mengingatkan Yura bahwa mereka akan dinner dulu di sebuah restoran sebelum pergi ke bar-nya pukul delapan malam. Karena ini malam Minggu, Lintang juga menyarankan Yura untuk pergi naik ojek online saja--sebab dia tahu betul naik mobil ke lokasi hanya akan menambah lama, belum lagi terjebak macet lantaran banyak orang keluar malam ini. Sebelum itu Lintang juga meminta maaf karena dia nggak jadi jemput Yura.
Yura tampil jauh lebih chic hari ini. Kemeja dengan salur-salur besar berlengan pendek dimasukkan ke dalam celana chino abu-abu tua yang menonjolkan kaki jenjangnya, dipadukan chelsea boots dengan heelpiece tiga sentimeter yang sedikit menambah tinggi badannya. Yura akan memakai boots tersebut di bawah nanti.
Tepat setelah memakai moisturizer dan lip balm, ponsel Yura memberi notifikasi bahwa ojek online-nya sudah menunggu di depan rumah. Yura buru-buru turun tangga untuk mencari Nadim yang sedang menonton televisi di ruang tengah.
"Aa' Nadiiim, aku berangkat, ya!" Yura menyambar sepatunya dan memakainya dengan cepat.
"Ah, Mas Yura, tunggu sebentar,"
"Hmm?"
Tiba-tiba saja Nadim sudah berada di depannya, lalu mencuri sebuah kecupan dari bibir Yura pula! Padahal Yura hanya memalingkan pandangannya selama beberapa detik saja untuk memakai sepatu, tetapi Nadim yang tadi dia lihat sedang duduk di sofa, mendadak sudah mencuri sebuah ciuman darinya!
"I-iih... Aa' Nadim.." Pipi Yura merona.
Nadim tersenyum kecil lantaran gemas melihat Yura yang menunduk malu. "Hati-hati ya, Mas."
"M-mm... A.. Aku berangkat, dah!"
Yura bisa meledak karena malu kalau dia lama-lama berdiri di sana. Jadi Yura segera berjalan cepat untuk menghampiri ojek online-nya yang sudah menunggu tepat di depan pagar rumah. Sial, senyum 'licik' Nadim barusan benar-benar hot! Pipi Yura belum berhenti merona merah.

KAMU SEDANG MEMBACA
Lost and Found
RomanceAku menemukanmu di pojok negeri ini. Dalam pergumulannya untuk menjadi seorang dokter, Yura yang baru saja lulus ujian UKMPPD, mengucapkan Sumpah Dokter-nya dan menyandang gelar "dr.", menerima tawaran magang yang menyebabkannya ditempatkan di ujung...