Yura menyerahkan helm yang Nadim pinjamkan padanya. "... Terima kasih banyak. Saya senang sekali hari ini." Suara Yura kecil sekali, tetapi dokter itu memperlihatkan senyumnya pada Nadim.
"Sama-sama."
"Mm-hm."
Nadim menganggukkan kepalanya kepada Mathias. "Pak Kapten Pilot." Sapanya.
Mathias hanya membalasnya dengan senyum masam dan tipis, perhatiannya segera teralihkan kepada Yura yang tengah naik tangga.
"Long time no see. Gila, keren banget ya, lo dipinjemin rumah sebagus ini selama magang."
"Iya, aku beruntung." Yura tersenyum tipis sembari membuka kunci pintu rumahnya.
Yura mempersilahkan Mathias untuk masuk. Begitu berada di dalam, Mathias mengedarkan pandangannya ke seluruh penjuru rumah dan Yura meletakkan tasnya di atas sofa.
"Kep kalo mau istirahat bisa pake kamar--Mm?!"
Tiba-tiba saja wajah Yura sudah ditangkup oleh Mathias. Bibirnya dilumat dengan kasar, kemudian dipagut dengan lembut. Salah satu tangan Mathias lainnya yang bebas merengkuh pinggulnya. Mereka bercumbu selama beberapa detik; cukup untuk membuat Yura lemas di rengkuhan Mathias.
"Ngh, ah... K-Kep, wait..." Yura kewalahan ketika Mathias beralih ke lehernya.
"Why should I wait? Ra, kita udah lama nggak ketemu. Gue kangen ini." kata Mathias di telinga Yura, kemudian menjilat daun telinga lelaki itu. Nafas Yura semakin cepat ketika Mathias berbisik dengan suara bariton nan rendahnya itu, lalu Yura memekik kecil saat sang pilot menjilat daun telinganya. Itu zona erogenous mutlak Yura.
Dokter tersebut berada di gendongan Mathias menuju kamar, menyerahkan tubuh lemasnya yang diserang Mathias bertubi-tubi. Tiga kancing teratas kemeja Yura sudah lepas, turun dan mengekspos bahunya. Mathias meletakkan Yura di tempat tidur--sebuah dipan kayu jati yang dilapisi kasur empuk dengan posisi telungkup, kemudian sang pilot menciumi bahu Yura yang terekspos. Dia lucuti kemeja Yura, lalu melemparnya ke lantai di sebelah tempat tidur. Sembari menciumi tubuh Yura di bagian atas, Mathias melepas celana Yura.
"H-hah.. Kep...? Kenapa mendadak--nngh!" Yura menjengit ketika merasakan gigitan lembut di telinganya. Wajahnya memerah.
"K-kenapa... Mendadak ke sini...?"
"Off duty. Padahal gue udah ngabarin beberapa jam yang lalu."
Shit. Yura menelan ludah. Beberapa jam lalu Yura masih bersama Nadim, dan dia ingat kalau belum mengecek hape sejak mereka meninggalkan rumah makan.
Selanjutnya, Mathias mengajak Yura untuk melakukan seks--yang sebenarnya Yura agak ragu-ragu. Tanpa kondom, sebab Mathias mengaku dia lupa membawanya. Yura berusaha sebisa mungkin untuk tidak membuat banyak suara keras. Pikiran Yura beralih ke tentang ini pertama kalinya dia melakukan seks di Ciperak--tempat di mana dia dipandang sebagai dokter terpelajar nan budiman oleh warga-warganya. Kalau saja mereka tahu dokter magang ini ternyata bisa ejakulasi ketika prostatnya ditumbuk oleh penis seorang pilot...
"Ahh...!!"
Yura mengeluarkan erangan dengan nada tingginya ketika spermanya muncrat mengotori otot abs di perut Mathias. Tubuhnya gemetar dalam ekstasi dan kedua kakinya dia lingkarkan ke pinggul pria tersebut. Yura bahkan ejakulasi tanpa perlu menyentuh penisnya, hanya perlu beberapa sodokan tepat ke prostatnya.
Mathias menyeringai melihat Yura yang kewalahan karena nikmat di bawahnya, lalu dia sentuh sperma Yura yang mengotori otot perunya. Mathias terkekeh.
"Damn. Udah berapa lama lo nggak keluar, hmm?" kata Mathias, kemudian kembali menghentakkan pinggulnya. Dia memamerkan sperma Yura yang kental di depan wajah pemiliknya.

KAMU SEDANG MEMBACA
Lost and Found
RomansaAku menemukanmu di pojok negeri ini. Dalam pergumulannya untuk menjadi seorang dokter, Yura yang baru saja lulus ujian UKMPPD, mengucapkan Sumpah Dokter-nya dan menyandang gelar "dr.", menerima tawaran magang yang menyebabkannya ditempatkan di ujung...